Mochammad Zainuri Penemu Teknologi Kapal Perang Siluman dari Surabaya
Berita keren ini admin dapat dari sumber yang valid (tempo.co). Bayangkan penemuan teknologi kapal perang siluman ditemukan putra Indonesia. Inilah Mochammad Zainuri
Penemu Teknologi Kapal Perang Siluman dari Surabaya. Penemuan hebat ini ditemukan seorang Dosen Fisika Dari ITS Surabaya. Lagi lagi putra Indonesia mampu menunjukan kecerdasannya. Akankah nasibnya sama dengan Penemu lainnya di Indonesia, lenyap di rekrut negara asing? Seperti halnya Prof Dr Khoirul Anwar, penemu teknologi 4G?.. kita lupakan sejenak, kita ikuti ulasannya sob di bawah ini
Teknologi siluman, yang memungkinkan kapal perang tak terdeteksi radar musuh, menjadi salah satu keunggulan penting bagi sistem pertahanan di negara maju. Hanya saja, untuk menciptakan teknologi canggih seperti ini membutuhkan anggaran besar. Tak mengherankan jika teknologi semacam ini seperti menjadi monopoli negara maju.
Teknologi siluman, yang memungkinkan kapal perang tak terdeteksi radar musuh, menjadi salah satu keunggulan penting bagi sistem pertahanan di negara maju. Hanya saja, untuk menciptakan teknologi canggih seperti ini membutuhkan anggaran besar. Tak mengherankan jika teknologi semacam ini seperti menjadi monopoli negara maju.
Benarkah teknologi seperti itu tak bisa dimiliki oleh
Indonesia? Jawaban atas pertanyaan inilah yang ingin dipecahkan oleh Mochammad
Zainuri, dosen Fisika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA),
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui risetnya sejak 2009
lalu.
Menurut dia, teknologi siluman sebenarnya bisa dikembangkan
dengan dua cara.
Pertama, membuat kapal dengan struktur dan desain yang tidak
bisa dilacak dengan radar. Artinya, saat terkena radar, bagian dari kapal
tersebut akan memantulkannya ke arah lain sehingga membuatnya tak terdeteksi.
"Untuk membuat kapal sendiri dengan desain dan struktur canggih, butuh
biaya sangat besar. Ini tidak mungkin saya lakukan," kata dia saat ditemui wartawan Tempo di rumahnya di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu 29 Juli 2012. Ia
menyadari anggaran untuk alat utama sistem persenjataan Indonesia sangat
terbatas.
Kedua, mengembangkan teknologi "kapal siluman"
dengan menyulap kapal-kapal bekas yang dilapisi material nano komposit sehingga
bisa menyerap gelombang radar. Konsep inilah yang sedang ditelitinya sejak tiga
tahun lalu hingga kini. Pria 48 tahun ini terus mengembangkan teknologi siluman
dengan mengembangkan material nano komposit, pelapis yang mampu menyerap
gelombang radar.
Material untuk nano komposit itu diambil dari bahan-bahan
alam pasir besi di Pantai Bambang Lumajang, Jawa Timur. Pertimbangannya, pasir
di wilayah ternyata mempunyai sifat veromagnetik (pasir besi). Untuk bisa
menjadi bahan nano komposit, pasir besi ini terlebih dahulu dipisahkan,
diekstraksi, dan direkayasa. Hasilnya lantas digabung dengan partikel listrik
yang berbahan dasar PANi (ponianeline) dalam orde nano dan diikat sehingga bisa
dilapiskan dalam bahan logam.
Kenapa dalam ukuran orde nano?
Kata Zainuri, semakin kecil
ukuran partikel maka akan memperluas permukaan spesifik, sehingga kemampuan
menyerap radar semakin besar.
Setelah diuji coba, kata Zainuri, logam yang telah dilapisi
dengan material ini tidak bisa dilacak radar jarak jauh microwafe dengan
gelombang 8-12 GHz. Radar jarak jauh jenis ini biasanya digunakan untuk
mendeteksi keberadaan kapal. Hasilnya, gelombang radar yang dikirim oleh alat
deteksi tidak bisa terpantul kembali alias terserap atau (terabsorsi) oleh
material tersebut hingga 99 persen.
Zainuri menambahkan, prinsip kerja radar adalah mengirim
gelombang ke kapal tersebut. Biasanya kapal selalu memantulkan kembali
gelombang yang dikirim tersebut, sehingga membuat keberadaannya terbaca di alat
pemantau radar. "Jika diberi pelapis logam ini, maka kapal-kapal perang
kita tidak akan terdeteksi oleh gelombang radar meski sebelumnya adalah
kapal-kapal bekas yang selalu bisa terdeteksi oleh gelombang radar,"
ujarnya.
Ia mengungkapkan, ketertarikannya untuk menggunakan pasir
besi pesisir pantai Lumajang menjadi bahan dasar pelapis logam anti radar
berawal dari karena keterlibatannya dalam survey yang dilakukan Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Jawa Timur. Ia diminta untuk
meneliti bahan-bahan alternatif yang terkandung pada pasir pantai tersebut.
Saat itu kata dia, banyak kontraktor perumahan yang langsung
datang dan membeli pasir di wilayah setempat. Harga pasirnya juga lebih lebih
mahal dari yang lain. "Saya diminta meneliti apa kelebihannya.Dan setelah
saya teliti ternyata pasir setempat mempunyai sifat veromagnetik (pasir yang
mengandung besi)," kata pria kelahiran Surabaya, 30 Januari 1964 ini.
Usai melakukan survey itulah muncul ide untuk berkontribusi
terhadap ketahanan alutsista Indonesia. Ide semacam ini juga terpicu oleh
tantangan Profesor Sirait, promotor Strata III-nya di Universitas Indonesia.
"Lu bisa apa untuk bantu pertahanan keamanan Indonesia?" kata
Zainuri, menirukan ucapan promotornya. Zainuri adalah lulusan Strata 3
Metalurgi dan Material Universitas Indonesia tahun 2008. Strata 2-nya juga dari
kampus yang sama. Sedangkan Strata 1-nya dari ITS.
Setelah itu, ia terus berfikir untuk meneliti sesuatu dan
memanfaatkan ilmunya. "Awalnya ingin melakukan riset menciptakan peluru
ramah lingkungan sehingga selongsongnya tidak terbuang sia-sia. Namun akhirnya
menawarkan untuk mengembangkan teknologi anti radar," ujar dia. Dengan
bantuan dana dari Departemen Riset dan Teknologi, ia kemudian mengembangkan
riset teknologi siluman ini.
sumber: www.tempo.co