Skip to main content

Iwan Fals - Sang Wakil Rakyat

Iwan Fals - Sang Wakil RakyatIwan Fals bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Bisa dikatakan bahwa lewat lagu-lagunya di era 80an bisa mewakilia suara hati rakyat makanya tidaklah heran disaat itu dikenal sebagai Iwan Fals - Sang Wakil Rakyat lewat lagu-lagu balada dan kritikan pada rezim orde baru. Meskipun saat ini (2017-red) kiprahnya sudah berkurang karena mungkin faktor usia tapi hasil karyanya di masa lalu tetaplah layak untuk kita apresiasi sebagai salah satu seniman musik Indonesia.  Mendengarkan lagunya admin serasa kembali pada kenangan ke masa Sekolah Dasar dulu.

Lewat lagu-lagunya, ia 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia di akhir tahun 1970-an hingga sekarang, serta kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Namun demikian, Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.


Iwan pernah meraih gelar Juara II, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia, biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals.

Profil Dan Biografi Iwan Fals
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.


Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul, namun album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.


Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (alm, lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records, tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Saat acara Manasuka Siaran Niaga disiarkan di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.


Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya dianggap dapat memancing kerusuhan.
Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang didukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.


Setelah kontrak dengan SWAMI yang menghasilkan dua album (SWAMI dan SWAMI II) berakhir, dan disela Kantata (yang menghasilkan Kantata Takwa dan Kantata Samsara), Iwan Fals masih meluncurkan album-album solo maupun bersama kelompok seperti album Dalbo yang dikerjakan bersama sebagian mantan personil SWAMI.
Sejak meluncurnya album Suara Hati pada 2002, Iwan Fals telah memiliki kelompok musisi pengiring yang tetap dan selalu menyertai dalam setiap pengerjaan album maupun konser.

Keluarga Iwan Fals
Iwan lahir dari Lies (ibu) dan mempunyai ayah Haryoso almarhum (kolonel Anumerta). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (alm), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Pendidikan
1. SMPN 5 Bandung
2. SMAK BPK Bandung
3. STP (Sekolah Tinggi Publisistik, sekarang IISIP)
4. Institut Kesenian Jakarta (IKJ)

Diskografi
Pada tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi dengan musisi muda berbakat.
Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak dikomersialkan seperti lagu 'Pulanglah' yang didedikasikan khusus untuk alm Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan dimasukkan ke dalam album "50:50" yang beredar di tahun 2007.

Album Iwan Fals
• Canda Dalam Nada (1979)
• Canda Dalam Ronda (1979)
• Perjalanan (1979)
• 3 Bulan (1980)
• Sarjana Muda (1981)
• Opini (1982)
• Sumbang (1983)
• Barang Antik (1984)
• Sugali (1984)
• KPJ (Kelompok Penyanyi Jalanan) (1985)
• Sore Tugu Pancoran (1985)
• Aku Sayang Kamu (1986)
• Ethiopia (1986)
• Lancar (1987)
• Wakil Rakyat (1988)
• 1910 (1988)
• Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1988)
• Mata Dewa (1989)
• Swami I (1989)
• Kantata Takwa (1990)
• Cikal (1991)
• Swami II (1991)
• Belum Ada Judul (1992)
• Hijau (1992)
• Dalbo (1993)
• Anak Wayang (1994)
• Orang Gila (1994)
• Lagu Pemanjat (bersamaTrahlor) (1996)
• Kantata Samsara (1998)
• Best Of The Best (2000)
• Suara Hati (2002)
• In Collaboration with (2003)
• Manusia Setengah Dewa(2004)
• Iwan Fals in Love (2005)
• 50:50 (2007)
• Untukmu Terkasih (2009) - mini album
• Keseimbangan - Iwan Fals(2010)


Demikianlah ulasan mengenai profil Iwan Fals yang lagu-lagunya pernanh menjadi wakil suara rakyat di masa lalu. Semoga kinipun masih bisa menyuarakan hati nurani rakyat. Perjalananan panjang telah kau lewati. Semoga Bang Iwan akan semakin bijak dan terus berkarya …untuk keluarga dan Indonesia.

Sumber: wikipedia.org
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.