--> Skip to main content

Perempuan Dalam Komik Masa Kini

Setelah sebelumnya asyik membahas komik-komik jadul era Gundala, Jaka sembung dll akhirnya admin ingin mengulas sedikit Komik masa kini yang sempat dijadikan pameran Bulan April 2011 lalu. Umumnya Perempuan dalam komik lama digambarkan hanya sebagai pemanis atau sisi romantisme dari sang tokoh utama. Perempuan dalam komik masa kini mulai berubah menjadi tokoh sentral cerita. Ini terlihat dari Pameran 'Bara Betina' di Galeri Salihara.

Tokoh Perempuan biasanya ditempatkan sebagai 'sidekick' alias pemanis atau sebagai partner sang jagoan komik. Misalnya saja Tokoh 'Bajing ireng' dalam serial Jaka Sembung. Komik Amerika doyan memoles cewek dengan penggambaran seksi, sedangkan manga Jepang masih menyukai tokoh "cocan" alias cowok-cantik, karakter pria yang wajahnya kemayu bin letoy.. ^^

Lalu, bagaimanakah penggambaran perempuan dalam karya-karya komikus lokal? Sebagian jawabannya mungkin tampak dalam pameran komik "Bara Betina" di Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, 9-30 April 2011 lalu. Pameran yang menjadi bagian dari program Dwibulan Perempuan ini menampilkan sejumlah komikus yang telah aktif berkarya selama kurang-lebih sepuluh tahun terakhir, yakni Alfi Zachkyelle, Ariela Kristantina, Ario Anindito, Azisa Noor, Beng rahadian, Ekyu Studio, Is Yuniarto, dan Kharisma Jati.

Pameran komik Masa kini ini menghadirkan perempuan sebagai pokok bahasan dalam proses kreatif penciptaan komik. Lihatlah bagaimana Ario Anindito yang menggambar tokoh perempuan dalam "Nadya and The Painkillers" yang berambut pirang, mata biru, dan gagah membasmi robot jahat. Siapa yang percaya kalau Nadya berasal dari Indonesia? Adapun Alfi Zachkyelle menciptakan pertumbuhan gadis bernama Vienetta, dari usia sembilan tahun, beranjak 14, 19, 25, hingga 32 tahun, dalam "Vienemorfosis". Garis gambar dan perawakannya persis bergaya manga.

Namun, Beng punya gaya sendiri. Lihatlah "The Moment", yang dia ambil dari komik "Selamat Pagi Urbaz", dan trilogi kopi: Kopi Lanang, Kopi Benci, dan Kopi Gombal. Ketiga kopi itu bersangkutan dengan perempuan. Kopi Lanang melarang perempuan minum kopi hitam, Kopi Benci, menjadi enak karena ada ludah si ibu dalam cangkir karena suami main catur melulu, dan Kopi Gombal yang tumpah di atas kepala pria pada kencan pertamanya karena menggombal.

Perkembangan komik masa kini ternyata cukup menarik bila kita simak. Peran jagoan perempuan, tokoh utama perempuan mungkin dipicu pengaruh trend dunia film barat yang banyak mengetengahkan tokoh utama wanita. Misalnya Film Tomb Raider, Charlie Angel, Catwoman dll. Sisi feminim dipadu dengan skill jagoan seakan menjadi daya tarik tersendiri.
referensi : tempo interaktif
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.