Misteri Manusia Melayang dan Fenomena Levitasi
Ketika kita masih kecil pasti pernah membayangkan bahwa manusia mampu terbang dan melayang. Ternyata fenomena manusia melayang ini memang ada dan menjadi penelitian hingga saat ini. Dikatakan bahwa misteri manusia melayang dan fenomena levitasi ini dapat dilakukan dalam kondisi tubuh tertentu. Keadaan benda atau manusia yang dapat melayang ini biasa disebut fenomena levitasi (levitation). Kehilangan berat atau gaya grafitasi ini sebenarnya bisa kita pelajari. Bagi sobat yang ingin mengetahui penjelasan lanjutan dapat membacanya pada uraian di bawah ini.
Ada dua hal yang membedakannya, juga dari sudut pandang yang
berbeda pula, yaitu benda atau Manusia yang dapat melayang karena kehilangan
berat atau gaya grafitasi bumi.
Dari segi “Mistik” maka bakat manusia bisa melayang tersebut
karena telah mempelajari suatu cabang ilmu okultisme, meditasi (transcendental
meditation) atau sejenisnya, namun Bakat Levitasi Manusia ini adapula yang
memang sudah dimiliki sejak lahir.
Dari segi ” Teknologi” maka benda atau manusia tersebut
mempergunakan suatu alat khusus, untuk menghilangkan gaya berat atau gaya
grafitasi ini, biasanya adalah unsur2 maknet, listrik atau benda- benda
“diamaknetik” dsb.
Sudah sejak ribuan tahun yang lalu, manusia sudah berusaha,
bahkan mencoba mempelajari ilmu melayang diudara dengan cara menghilangkan gaya
tarik bumi (grafitasi), baik dalam waktu hanya beberapa detik saja atau menit,
bahkan berjam-jam melayang diudara, dalam cerita-cerita silat dikenal dengan
ilmu meringankan tubuh, serta mampu melompat sejauh puluhan atau ratusan meter,
atau para nabi yang mampu melayang atau berjalan diatas air sungai/lautan, ini
membuktikan bahwa manusia sudah dapat melakukan suatu keajaiban tersebut.
Ilmu pengetahuan (teknologi) dan ilmu metafisika
(okultisme-megis) sudah berkembang begitu cepatnya, sehingga kita sulit
membedakan mana yang rekayasa teknologi dan mana yang metafisika, karena
keadaan (kondisi) metafisika sebagian juga dapat dijelaskan secara ilmiah
dengan ilmu pengetahuan secara jelas, misalnya mengenai gelombang dan frekwensi
pusat syaraf manusia (getaran otak), yang dapat dianalisa secara ilmiah (
frekwensi, panjang gelombang dan perambatan gelombang elektromaknetik), dengan
bantuan peralatan EEG ( ElectroEncephaloGram ) yang disebut gelombang Beta
(14Hz – 30Hz ), Alpha ( 8Hz – 14Hz), Theta (4Hz – 8Hz ) dan Delta (0.5Hz – 4Hz
), juga Gama ( 30 ~ 40 Hz).
Tiap keadaan (state) getaran pusat syaraf (otak),
masing-masing mempunyai keistimewaanmya sendiri, dan untuk keadaan getaran atau
gelombang theta ini ( 4 ~ 8 hz), adalah yang paling penuh misteri, disinilah
biasanya yang mungkin akan terjadi keadaan metafisika dari orang yang
bersangkutan, (kemungkinan terjadi mujijat serta keajaiban, misalnya melayang
diudara, tidur jalan, kemampuan meramal, ditusuk – dibacok tidak mempan,
dikubur hidup-hidup dan seterusnya, biasanya dilakukan dalam keadaan tidak
sadar – TRANCE), jika anda tertarik dapat membaca/melihat pada bahasan PSIKOTRONIKA.
Bahkan pada keadaan (theta-state) ini terjadinya komunikasi
antara sang pencipta (Tuhan) dengan ciptaannya (manusia), untuk
memohon pertolongan kesembuhan suatu penyakit dari TUHAN.
Di-Indonesia sebenarnyapun sudah ada manusia yang
berkemampuan LEVITASI, salah satunya misalnya saja dari Perguruan Pencak Silat Merpati Putih.
Lalu apa dan bagaimana LEVITASI ini dapat terjadi, baik
ditinjau dari sudut supranatural dan metafisika, maupun dari segi rekayasa
teknologi.
Sepertinya supranatural dan teknologi merupakan suatu hal
yang saling bertolak belakang, namun kenyataannya adalah mirip, bahkan sama dan
dapat dijelaskan secara logika, misalnya pada keadaan benda, orang atau
binatang yang melayang ( levitasi ), seakan-akan bertentangan dengan ilmu
fisika (gravitasi dan antigravitasi), namun secara sederhana dapat diterangkan
dengan ilmu-ilmu fisika melalui pendekatan logika.
fenomena melayang terbang |
Misalnya pada saat manusia dapat melayang diudara tanpa
mempergunakan alat fisik apapun (secara supranatural ), biasanya manusia ini
dalam keadaan tidak sadar ( trance – subconscious ), atau meditasi spiritual ,
pada saat ini jika diperiksa dengan alat EEG seperti diatas, maka pusat syaraf
(otak) bergetar dan mengeluarkan gelombang pada frekwensi theta ( 4 hz ~ 8 hz
), sedangkan frekwensi alam semesta adalah pada 7.5 Hz, apabila manusia dapat mengatur dalam bermeditasi untuk
menggeser frekwensi sama dengan 7.5 hz, dengan cara memusatkan pikiran secara
penuh untuk keinginan “melayang” atau meditasi penuh, maka biasanya berhasil
untuk melayang.
Namun manusia yang melakukannya tidak perlu mengetahui
bahkan mendalami apapun mengenai teknologi frewensi, gelombang theta, atau
getaran pusat syaraf dan seterusnya, cukup mempelajari bidang-bidang
supranatural yang memang menjadi bagiannya.
Penjelasan
Sedikit penjelasan mengenai “frekwensi alam semesta“ ( dunia
) dari ebook psikotronika :
Secara matematis dapat dihitung bahwa, keliling bola dunia
adalah 40.000. Km, sedangkan kecepatan cahaya adalah 300.000 km/detik, menurut
rumus perambatan gelombang elektromaknetik bahwa panjang gelombang ( 40.000.km
) = kecepatan cahaya (300.000 Km) dibagi Frekwensi ( f ), maka
F = 300.000 / 40.000 = 7.5 Herz
Artinya bahwa dalam 1 (satu) detik maka cahaya (atau
gelombang elektromaknetik), akan mengelilingi dunia 7.5 X Cahaya merambat
menurut garis lurus, namun dengan “fiber optic” baru dapat mengikuti belokan
fiber optik tersebut, namun gelombang elektromaknetik mampu merambat pada
permukaan bumi.
Frekwensi 7.5 Hz ini menjadi bagian yang sangat penting,
terutama dengan pendekatan levitasi (keadaan melayang) baik bidang fisika
maupun bidang supranatural.
Beberapa metode melayang (levitasi) berdasarkan ilmu
pengetahuan dan teknologi antara lain adalah :
Magnetic levitation ( Gertsenshtein Effect antigravity )
De Aquino’s ELF (Extra Low Frequency ) anti gravity
Mercury Plasma antigravity
Searl Effect antigravity
Hutchison Effect antigravity
Einstein’s UFT ( Unified Field Theory ) Antigravity