Sejarah Asal Usul Nama 5 Pulau Besar Di Indonesia
Dulu Guru sejarah admin pernah berkata, "Mempelajari sejarah dunia memang penting tapi belajar sejarah bangsa sendiri itu jauh lebih penting".. Terlalu sering kita mendengar nama Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dll.. tapi kita sering lupa dan bahkan tidak tahu asal usul nama pulau kita sendiri. Di bawah ini admin ingin berbagi Sejarah asal usul nama 5 pulau besar di Indonesia. Nambahin dikit wawasan yuk daripada baca berita gosip mulu. Khusus bagi adik-adik remaja mari menjadi generasi muda yang penuh semangat dan bukannya bangga menjadi generasi berlabel galau.. setuju?
Inilah Asal Usul Nama Pulau-pulau Besar di Indonesia
Sejarah Nama Pulau Sumatera :
Nama asli Sumatera, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber
sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah “Pulau Emas”. Istilah pulau ameh
(bahasa Minangkabau, berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita Cindur Mata
dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk
menyebut pulau Sumatera. Seorang musafir dari Cina yang bernama I-tsing
(634-713), yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada
abad ke-7, menyebut Sumatera dengan nama chin-chou yang berarti “negeri emas”.
Dalam berbagai prasasti, Sumatera disebut dengan nama
Sansekerta: Suwarnadwipa (“pulau emas”) atau Suwarnabhumi (“tanah emas”).
Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah
Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India
menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan
pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Ravana (Rahwana), sampai ke Suwarnadwipa.
Para musafir Arab menyebut Sumatera dengan nama Serendib
(tepatnya: Suwarandib), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan
Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030,
mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga
orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah
disebut Suwarnadwipa.
Lalu dari manakah gerangan nama “Sumatera” yang kini umum
digunakan baik secara nasional maupun oleh dunia internasional? Ternyata nama
Sumatera berasal dari nama Samudera, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan
ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk
menyebut seluruh pulau.
Peralihan Samudera (nama kerajaan) menjadi Sumatera (nama
pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pardenone dalam kisah pelayarannya
tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India,
selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam
kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia
singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan
di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh
pulau.
Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar
Samudera Hindia dan di sana tertulis pulau Samatrah. Peta Ibnu Majid ini disalin
oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama Camatarra. Peta buatan Amerigo
Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama Samatara, sedangkan peta Masser tahun
1506 memunculkan nama Samatra. Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu
Camatra, dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya Camatora. Antonio
Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: Somatra. Tetapi sangat
banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: Samoterra,
Samotra, Sumotra, bahkan Zamatra dan Zamatora.
Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen
van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam
penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan
dengan lidah kita: Sumatera.
Sejarah Nama Pulau Jawa :
Asal-usul nama 'Jawa' tidak jelas. Salah satu kemungkinan
adalah bahwa para musafir dari India menamakan pulau ini berdasarkan tanaman
jáwa-wut, yang sering dijumpai . Ada kemungkinan lain sumber: kata Jau dan
variasinya berarti "di luar" atau "jauh". Dan, dalam bahasa
Sansekerta yava berarti barley atau Jelai atau Jawawut, tanaman yang terkenal
pulau itu. Sumber lain menyatakan bahwa kata "Jawa" berasal dari
Proto-Austronesia yang berarti 'rumah'. Saat ini International menyebutnya dengan "Java".
Sejarah Nama Pulau Kalimantan :
• Versi Pertama.
Borneo dari kata Kesultanan Brunei Darussalam yang
sebelumnya merupakan kerajaan besar dan luas (mencakup Serawak dan sebagian
Sabah karena sebagian Sabah ini milik kesultanan Sulu-Mindanao). Para pedagang
Portugis menyebutnya Borneo dan digunakan oleh orang-orang Eropa. Di dalam
Kakimpoi Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 Kerajaan Brunei kuno disebut
"Barune", sehingga ada pula yang menyebutnya "Waruna Pura".
Namun penduduk asli menyebutnya sebagai pulo Klemantan.
• Versi Kedua.
Menurut Crowfurd dalam Descriptive Dictionary of the Indian
Island (1856), kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga sehingga pulau
Kalimantan adalah pulau mangga namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau
dongeng dan tidak populer.
• Versi Ketiga.
Menurut Dr. B. Ch. Chhabra dalam jurnal M.B.R.A.S vol XV
part 3 hlm 79 menyebutkan kebiasaan bangsa India kuno menyebutkan nama tempat
sesuai hasil bumi seperti jewawut dalam bahasa sanksekerta yawa sehingga pulau
itu disebut yawadwipa yang dikenal sebagai pulau Jawa sehingga berdasarkan
analogi itu pulau itu yang dengan nama Sansekerta Amra-dwipa atau pulau mangga.
• Versi Keempat.
Menurut dari C.Hose dan Mac Dougall menyebutkan bahwa kata
Kalimantan berasal dari 6 golongan suku-suku setempat yakni Dayak Laut (Iban),
Kayan, Kenya, Klemantan, Munut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a
Record from Borneo (1926), C Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru
yang digunakan oleh bangsa Melayu.
• Versi Kelima.
Menurut W.H Treacher dalam British Borneo dalam jurnal
M.B.R.A.S (1889), mangga liar tidak dikenal di Kalimantan utara. Lagi pula
Borneo tidak pernah dikenal sebagai pulau yang menghasilkan mangga malah
mungkin sekali dari sebutan Sago Island (pulau Sagu) karena kata Lamantah
adalah nama asli sagu mentah.
• Versi Keenam.
Menurut Prof. Dr. Slamet Muljana dalam bukunya Sriwijaya
(LKIS 2006), kata Kalimantan bukan kata melayu asli tapi kata pinjaman sebagai
halnya kata malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti
gunung). Kalimantan atau Klemantan berasal dari Sanksekerta, Kalamanthana yaitu
pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan
manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan
tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut
penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi
Kalimantan.
Sejarah Nama Pulau Sulawesi:
Orang Portugis adalah yang pertama merujuk ke Sulawesi
sebagai 'Celebes'. Arti nama ini tidak jelas. Satu teori mengklaim kalau itu
berarti "sulit untuk dicapai" karena pulau tersebut dikelilingi arus
laut dan air dan sungai yang deras. Nama modern 'Sulawesi' mungkin berasal dari
kata-kata sula ( 'pulau') dan besi ( 'besi') dan dapat merujuk kepada sejarah
ekspor besi dari Danau Matano yang kaya akan deposit bijih besi.
Sejarah Nama Pulau Irian Jaya atau Papua:
Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini
dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).
Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia, wilayah ini
dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya
kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang
tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun
2002. Irian sendiri merupakan kependekan dari Ikut Republik Indonesia, Anti Nederland
(join/follow the Republic of Indonesia, rejecting the Netherlands).
Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21
Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Pada 2003, disertai oleh berbagai
protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua
provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua
sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian
menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua
pada saat ini.
Kata Papua sendiri berasal dari bahasa melayu yang berarti
rambut keriting, sebuah gambaran yang mengacu pada penampilan fisik suku-suku
asli.
Sumber: wikipedia, vivanews, dll