Prediksi Misteri Kehancuran Suku Maya Di Masa Lalu
Mungkin sobat pernah membaca fenomena ramalan suku maya artikel di blog ini. Selain itu juga pernah dibahas tentang meneliti misteri perhitungan suku maya. Yang jadi pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sebuah peradaban yang dikatakan maju ini bisa hancur dan nyaris punah. Apakah faktor penyebabnya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui prediksi misteri kehancuran suku maya di masa lalu. Bagi anda yang tertarik dengan fenomena suku maya dengan sejumlah misteri didalamnya mungkin artikel tambahan ini cukup menarik untuk disimak.
GUATEMALA - Negara kota kekaisaran Maya kuno berkembang di wilayah selatan Meksiko dan utara Amerika Tengah sekira enam abad silam. Pada 900 masehi, peradaban tersebut mendadak pecah.
GUATEMALA - Negara kota kekaisaran Maya kuno berkembang di wilayah selatan Meksiko dan utara Amerika Tengah sekira enam abad silam. Pada 900 masehi, peradaban tersebut mendadak pecah.
Diwartakan Live Science,dua penelitian baru yang mencoba
mengungkap misteri di balik kehancuran tersebut menemukan, suku Maya sendiri
turut andil dalam kehancurannya.
Sebelumnya, para ilmuwan memang telah menemukan bahwa
kekeringan turut berperan penting dalam hal ini. Namun, suku Maya juga berperan
dalam memperburuk masalah tersebut dengan cara menebang kanopi hutan demi
membuka ladang dan kota.
"Kami tidak mengatakan perusakan hutan sebagai penyebab
seluruh kekeringan yang terjadi, tapi hal itu juga menjelaskan sebagian besar
dari kekeringan yang diperkirakan terjadi," terang pemimpin penelitian
tersebut, Benjamin Cook.
Pria yang juga berprofesi sebagai pembuat model iklim di
NASA Goddard Institute for Space Studies ini membuat simulasi model iklim bersama
rekan-rekannya.
Melalui model tersebut mereka meneliti bagaimana mengubah
hutan menjadi ladang, misalnya ladang jagung, bisa berperan dalam perubahan
iklim. Hasilnya menunjukkan bahwa pembukaan hutan berperan besar sekira 60
persen dari kekeringan yang terjadi.
Alasannya adalah perubahan dari pohon menjadi ladang jagung
dapat mengurangi jumlah air yang ditransfer dari lahan ke atmosfer. Hal ini
berpengaruh pada berkurangnya curah hujan.
Sementara itu, penelitian lain yang dipimpin ilmuwan sosial
di Arizona State University, B.L. Turner mengungkap keruntuhan Central Maya
Lowlands di semenanjung Yukatan merupakan hasil interaksi rumit antara manusia
dan lingkungan.
Selain itu, dinamika sosial dan ekonomi juga turut berperan.
Saat itu, rute dagang melalui semenanjung Yukatan yang biasanya dilakukan
melalui jalur darat bergeser ke jlaur laut. Perubahan ini diperkirakan sebagai
faktor lain yang melemahkan negara kota kekaisaran Maya yang sedang menghadapi
perubahan iklim.
"Struktur ekonomi dan politik kuno yang didominasi
penguasa setengah dewa mulai membusuk. Petani, perajin dan yang lain tampaknya
meninggalkan rumah dan kota mereka demi mencari peruntungan ekonomi di wilayah
Maya lainnya," jelas tim tersebut.
sumber: Live Science