Sejarah Asal Usul Nama Gunung Fujiyama
Mungkin sobat pernah mendengar nama Gunung Fujiyama di
Jepang. Gunung Fujityama dianggap sebagai gunung keabadian oleh masyarakat
Jepang. Tentunya hal ini ada
asal-usumnya bukan? Sejarah asal usul nama Gunung Fujiyama terkait dengan sebuah
cerita rakyat mengenai Puteri Kaguya yang cantik jelita. Untuk menambah
khasanah wawasan kita mari kita simak ulasan dan kisah Gunung Fujiyama berikut
ini. Kali-kali aja suatu saat kita bisa pergi ke Jepang dan mengunjungi Gunung
Fujiyama yang legendaris ini.
Gunung Fuji adalah gunung keabadian atau orang Jepang
menyebutnya Fuji san (san berarti gunung, khusus untuk menyebut gunung Fuji)
merupakan gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Prefektur Shizuoka
dan Yamanashi. Ketinggian gunung Fuji adalah 3.776 M. Gunung ini adalah simbol
bagi negara Jepang selain bunga sakura. Dibalik keindahan panoramanya Fujiyama
memiliki legenda cerita yang menarik.
Legenda Gunung Fujiyama |
Kisah Asal Usul Nama Gunung Fujiyama
Dikisahkan pada jaman dahulu kala hidup
sepasang kakek nenek di desa terpencil. Pekerjaan sang kakek adalah sebagai
penebang bambu. Pada suatu hari ketika sang kakek akan menebang bambu, ia
melihat bambu yang bercahaya seperti emas. Karena penasaran, maka sang kakek
memotong bambu tersebut dan ternyata di dalam bambu itu ditemukan anak
perempuan yang kira-kira tingginya 9 cm.
Sang kakek kemudian membawa anak perempuan itu pulang ke
rumah. Sesampainya di rumah, kakek memberi tahu nenek dan mereka akhirnya
memberi nama anak itu Kaguya. Setelah merawat Kaguya, setiap kakek pergi ke
gunung untuk menebang bambu, di dalam bambu tersebut pasti ditemukan emas.
Kehidupan merekapun menjadi makmur berkat Kaguya.
Tak terasa putri Kaguya tumbuh menjadi sosok putri yang
sangat cantik sampai kecantikannya itu tersebar ke seluruh pelosok negeri.
Banyak orang-orang dari kalangan berada sampai pajabat kerajaan ingin mempersunting
putri Kaguya, tetapi entah mengapa putri Kaguya menolak lamaran mereka. Putri
Kaguya memikirkan cara untuk menolak lamaran mereka dengan menyuruh membawa
barang-barang yang mustahil adanya.
Siapa yang berhasil membawa barang-barang yang diinginkan
sang putri, maka dia akan menerima lamaran salah satu dari mereka.
Barang-barang tersebut diantaranya adalah mangkuk suci sang Buddha, kalung yang
terbuat dari bola mata naga, kipas bercahaya dan lain-lain. Para lelaki itu
datang dengan membawa barang yang diminta, namun semua barang yang dibawa itu
palsu karena barang yang diminta putri Kaguya tersebut mustahil ditemukan di
bumi ini.
Malam bulan purnamapun akan segera datang. Sambil memandang
bulan, putri Kaguya menangis dalam kesedihan. Kakek dan nenek merasa khawatir
kenapa putri kesayangannya merasa sedih. Akhirnya pada tanggal 8 Agustus, putri
Kaguya menyampaikan perasaannya kapada kakek dan nenek. Ia mengaku bahwa
sebenarnya ia berasal dari bulan dan harus kembali ke bulan saat bulan purnama
tiba. Putri Kaguya sedih karena harus meninggalkan kakek dan nenek yang
dicintainya. Karena tidak mau kehilangan putri Kaguya, maka kakek dan nenek
berusaha mempertahankan putri Kaguya saat sang putri dijemput oleh utusan bulan
untuk kembali ke bulan. Namun usahanya itu sia-sia. Akhirnya putri Kaguya pergi
menuju bulan.
Sebagai kenang-kenangan dan tanda terima kasih, putri Kaguya
memberi Fushi no kusuri (Obat hidup kekal) kepada kakek dan nenek yang selama
ini merawatnya. Sayangnya, kakek membakar obat itu karena ia merasa meskipun
bisa hidup abadi dengan meminum obat itu, tanpa ada Kaguya di sisi mereka
apalah artinya. Kakek membakar obat itu di atas puncak gunung tertinggi di
Jepang. Gunung tempat sang kakek membakar obat itu kemudian diberi nama Fushi
no yama (gunung abadi), dan gunung itu sekarang dikenal dengan nama Fujiyama.
Sumber: www.gallerydunia.com