Skip to main content

Nostalgia Profil Wim Umboh Sosok Sutradara Film Legendaris Indonesia

Bagi anda yang pernah menonton film remaja atau film drama romantis di era 70an sampai awal era 90 tentunya akan mengenal karya-karya sutradara terkenal ini. Dialah Wim Umboh, Sutradara film Indonesia yang banyak membuahkan film-film romantis yang berkelas di jamannya. Mungkin saat ini belum ada sutradara yang menyamai prestasi beliau ini. Untuk sekedar Nostalgia profil Wim Umboh sosok sutradara Film legendaris Indonesia ini , admin kembali menyuguhkan ulasannya beserta beberapa film yang diproduksinya.

Nostalgia  Profil Wim Umboh Sosok Sutradara Legendaris Indonesia

SUTRADARA kawakan, Wim Umboh, tersohor sebagai sineas romantis. Hampir semua filmnya yang berjumlah lebih dari 40 judul cerita, memang bercerita tentang cinta. Dimulai sejak "Di Balik Dinding" (1955) hingga re-make "Pengantin" pada 90-an.

Kutipan – Wikipedia
Wim Umboh (lahir di Manado, Sulawesi Utara, 26 Maret 1933 – meninggal di Jakarta, 24 Januari 1996 pada umur 62 tahun); setelah masuk Islam pada tahun 1984 dikenal dengan nama Achmad Salim) adalah seorang sutradara film senior Indonesia. Piala Citra yang telah diraihnya kurang lebih berjumlah 27 Piala, sebagain besar sebagai sutradara terbaik, khususnya untuk film cinta.
Wim Umboh adalah anak bungsu dari 11 bersaudara. Ia sudah yatim piatu sejak berusia enam tahun. Pada awalnya ia sempat berprofesi sebagai tukang sepatu. Lalu setamat SMA, ia berangkat ke Jakarta dan melamar ke studio Golden Arrow. Dimulai sebagai tukang sapu, lalu akhirnya ia menjadi penerjemah film, dari Bahasa Mandarin ke Bahasa Indonesia dan akhirnya dipromosikan sebagai editor. Di samping bahasa Tionghoa, ia menguasai pula bahasa Inggris dan bahasa Belanda. Kariernya lalu dimulai dengan film Sepiring Nasi (1955) dan film Istana Hilang.
Bagaimana Sosok Wim Umboh Memulai Karir Sutradara Filmnya?

Nostalgia  Profil Wim Umboh Sosok Sutradara Legendaris Indonesia

DILAHIRKAN di desa Watulinie, Minahasa, Sulawesi Utara, 26 Maret 1933. Mengecap pendidikan formal sampai SMA, lalu di usia 20 tahun, bermodal nekad merantau ke Jakarta. Berkat surat pengantar dari wartawan, Wim muda diterima bekerja di Studio Film 'Golden Arrow' - yang memproduksi banyak film ala "1001 Malam" - pada 1953. Bekerja serabutan, ya sebagai PU dan apa saja, terpenting belajar segala macam seluk-beluk perfilman.

Nostalgia  Film Karya Wim Umboh - Sutradara Legendaris Indonesia

PERJUANGAN, semangat dan ketekunannya, ditambah kefasihannya berbahasa Mandarin - selain bahasa Belanda dan Inggris - menarik simpati produser Chok Chin Hsin. Lahirlah karya penyutradaraan (merangkap penyuntingan dan tekhnis suara) film "Di Balik Dinding" serta "Kasih Ibu" (1955), "Terang Bulan Terang Di Kali" (1956).

Nostalgia  Film Karya Wim Umboh - Sutradara Legendaris Indonesia

Pasca mengabdi selama 9 tahun di Golden Arrow, bersama Annie Mambo mendirikan perusahaan 'Aries Film', 1961. Lahirlah film-film klasik seperti, "Bintang Ketjil" (1963), "Matjan Kemajoran" (1965), dan "Pengantin Remadja" (1971).

Nostalgia  Film Karya Wim Umboh - Sutradara Legendaris Indonesia

Sepulang dari pendidikan di Akademi Sinematografi LIDEX, Paris, Prancis, kakek dari aktor muda Stefan William ini pun makin produktif berkarya. Antara lain "Sembilan" (1967), "Mama" (1972), "Senyum di Pagi Bulan Desember" (1974),"Pengemis dan Tukang Becak" (1979), "Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi" (1980), "Merpati Tak Pernah Ingkar Janji" (1987), dan banyak lagi.
Wim Umboh - yang kemudian menyandang nama 'Achmad Salim' setelah bersyahadat pada 31 Mei 1984 - tutup usia dipelukan sang istri tercinta, Inne Ermina, tanggal 24 Januari 1996. Dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta.

Prestasi Wim Umboh
Wimboh sudah tidak terhitung lagi dalam menyabet banyak Nominasi selama berkiprah di dunia perfilman.

Sutradara Terbaik di FFI - Perkawinan (1973)
Nominasi sutradara film terbaik di FFI
  • Pengemis dan Tukang Becak
  • Secawan Anggur Kebimbangan
Tidak terhitung banyak sekali artis film yang meraih piala FFI untuk film-film yang disutradarainya. Misalnya saja Christine Hakim, Ria Irawan, Rano Karno, Meriam Bellina, Meriam Bellina, Rima Melati, Zainal Abidin, Zoraya Perucha, Nani Wijaya, Ulli Artha dan Frans Tumbuan. Mereka bisa berhasil secara tidak langsung karena arahan dan andil dari Wim Umboh sebagai sutradara filmnya.

Semoga saat ini akan muncul sutradra-sutradara fil Indonesia lainnya yang tidak kalah kualitas filmnya dan tentu saja produktif. Demikianlah ulsan singkat mengenai nostalgia Wim Umboh sosok sutradara legendaris Indonesia di era 70-90an ini yang bisa admin sampaikan.

Referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Wim_Umboh
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.