Asal Usul Sejarah Nama-Nama Hari
I don't like monday.. Friday I'm in love.. dst.. Ngomong-ngomong udah pada tau belum ya asal usul sejarah nama-nama hari. Kalau versi internasional kan Sunday, monday dst.. untuk menambah wawasan kita dan mengetahui bahwa segala sesuatu itu tentunya ada asal usulnya. Ada baiknya kita mengetahui sejarah terciptanya nama-nama hari di masa lampau. Bayangkan bila tidak ada nama setiap hari yang kita lewati.. mungkin kita ga bakalan menikmati indahnya malam mingguan. hahaha.. atau sebalnya untuk masuk kerja di hari senin. I don't like monday! .. Terus sejarah nama Hari Di Indonesia, senin, selasa.. dst gimana??.. :)
Dalam sejarah dunia (konteks-nya kita ngebahas nama hari internasional dulu ya..) Ada suatu waktu dalam sejarah awal manusia ketika hari-hari
tidak diberi nama! Alasannya sangat sederhana. Manusia tidak menemukan minggu.
Pada waktu itu, satu-satunya pembagian waktu adalah bulan,
dan ada terlalu banyak hari dalam satu bulan untuk diberi nama sendiri-sendiri.
Tetapi ketika manusia mulai membangun kota-kota, mereka ingin mempunyai hari
istimewa untuk berdagang, suatu hari pasar.
Kadang-kadang hari-hari pasar ini ditetapkan setiap hari
kesepuluh, kadang-kadang setiap hari ketujuh atau setiap hari kelima
orang-orang Babilonia memutuskan hari pasar harus jatuh pada hari ketujuh. Pada
hari ini mereka tidak bekerja, tetapi bertemu untuk berdagang dan mengadakan
upacara-upacara keagamaan.
Bangsa Yahudi mengikuti contoh mereka, tetapi mengkhususkan
hari ketujuh untuk keperluaan keagamaan. Dengan demikian hari minggu pun
muncul. Hari itu adalah hari antara hari-hari pasar. Bangsa Yahudi menberi nama
untuk masing-masing hari dari ketujuh hari itu, tetapi sebenarnya itu adalah
hitungan setelah hari Sabat (yaitu hari Sabtu). Misalnya, hari Rabu dinamakan
hari keempat (empat hari setelah hari Sabtu).
Ketika Bangsa Mesir menggunakan minggu yang terdiri dari
tujuh hari mereka menamakan hari-hari itu menurut nama kelima planet, matahari
dan bulan. Bangsa Romawi menggunakan nama-nama Mesir untuk hari-hari mereka
dalam seminggu: hari Matahari, hari Bulan, hari planet Mars, hari planet
Merkurius, hari planet Yupiter, hari planet Venus, dan hari planet Saturnus.
Kita memperoleh nama-nama hari bukan dari Bangsa Romawi
tetapi dari Bangasa Anglo-Saxon, yang menamai sebagian besar dari hari-hari
menurut nama dewa-dewa mereka, yang kurang lebih sama dengan dewa-dewa Bangsa
Romawi.
Hari Matahari menjadi 'Sunnandaeg', atau Sunday (Minggu).
Hari Bulan dinamakan 'Monandaeg', atau Monday (Senin).
Hari Mars menjadi hari Tiw,yaitu dewa perang mereka. Ini
menjadi 'Tiwesdaeg', atau Tuesday (Selasa).
Bukannya nama Merkurius, nama Dewa Woden diberikan menjadi
Wednesday (Rabu).
Hari Romawi Yupiter, dewa guntur, menjadi hari guntur Dewa
Thor, dan ini menjadi Thursday (Kamis).
Hari berikutnya dinamakan Frigg, istri Dewa Odin, dan oleh
karena itu kita mempunyai Friday (Jumat).
Hari Saturnus menjadi 'Saeterbsdaeg', terjemahan dari bahasa
Romawi, dan kemudian menjadi Saturday (Sabtu).
Satu hari, biasanya dihitung sebagai jarak antara terbitnya
matahari dan terbenamnya matahari. Bangasa Romawi menghitungnya dari tengah
malam sampai tengah malam, dan kebanyakan bangsa-bangsa modern menggunakan
metode ini
Bagaimana dengan di Indonesia?..
Nama-nama hari yang kita pakai di Indonesa rupanya berasal / asal usulnya merupakan "saduran" dari
Arab yg juga menamai hari berdasarkan urutannya dari hari pertama (Ahad = Wahid
= Satu). Lalu Isnin = Senin = 2, Salasa = Selasa = 3, Arba'a = Rabu = Empat dst