Skip to main content

Demi IMF Indonesia Pinjamkan $1 Miliar, Lupa Nasib Rakyat Sendiri?

Hebatnya Indonesia karena dengan gagahnya menggunakan uang Negara alias uang rakyat untuk dipinjamkan pada IMF. Entah kagum atau getir ketika demi IMF Indonesia pinjamkan $1 Miliar, Lupa nasib rakyat sendiri? Perekonomian dan kemiskinan seakan menjadi nomor berapa di mata pemerintah. Inikah bukti rasa nasionalisme pimpinan? Bukti prorakyat? Masih ingatkah begitu ngototnya pemerintah berniat menaikan BBM dengan dalih bla..bla..bla, begitu tega pemerintah menutup mata pada setiap bencana di negerinya sendiri. Tapi hal ini terserah pembaca untuk menyikapinya. Siapapun berhak ber-opini sebagai rakyat bukan?


Pemerintah Indonesia telah mengkonfirmasi $1 miliar dana pinjaman untuk Badan Moneter Internasional/ International Monetary Fund (IMF). Hal itu diumumkan usai pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/7).

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan, dana yang akan dipinjamkan berasal dari bank sentral Indonesia, bukan dari anggaran negara. Sementara itu, Gubernur BI Darmin Nasution membenarkan dana pinjaman ke IMF akan diambil dari obligasi BI.

Darmin mengatakan, dana pinjaman dari Indonesia hanya akan digunakan jika dana sebesar $436 miliar milik IMF berkurang menjadi $100 miliar. "Jadi, kemungkinan sangat kecil jika IMF akan menggunakan dana tersebut," tambah Darmin (dalih..?).

Pengamat Kebijakan Publik Ichsanuddin Noorsy mengecam keras pemerintah yang mencanangkan memberikan pinjaman satu milyar dolar kepada lembaga keuangan moneteri internasional IMF sebagai Si Miskin yang tidak tahu diri.
Gengsi Si Miskin yang tidak tahu diri!” hardiknya kepada pemerintah melalui mediaumat.com
Noorsy pun menyatakan bahwa penggunaan cadangan devisa untuk membeli surat utang IMF itu sama dengan menciderai rasa keadilan masyarakat. “Melukai rasa keadilan masyarakat, karena rasa keadilan masyarakat pernah dilukai oleh IMF lewat resep-resep IMF yang salah dalam melakukan pemulihan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Tidak Wajar
Noorsy menjelaskan setidaknya ada lima alasan yang menunjukkan pemberian pinjaman tersebut sama sekali tidak wajar. Pertama, karena IMF adalah kaki tangan penjajah, jadi bila Indonesia mengikuti kemauannya itu sama saja mengikuti kemauan penjajah.

Tetapi karena para pejabat kita sudah menginap penyakit symbolic torture maka mereka malah terkagum-kagum kepada penjajah dan mau meminjamkan uang negara kepada mereka,” ujarnya.

Kedua, dari aspek ekonomi, itu tidak wajar karena utang Indonesia sudah  225 milyar dolar atau mendekati 2000 trilyun.  ”Mengapa kemudian kita tidak malah mengurangi beban APBN dari bayar utang saja? Memang beban bayar utang kita kecil? Kan tinggi!” tegasnya.

Ketiga, APBN Indonesia sejak 2010 hingga sekarang, keseimbangan primernya selalu negatif alias kesulitan likuiditas.  Lantaran biaya belanja lebih tinggi daripada pendapatan negara. Artinya, negara butuh likuiditas.
Jadi ketika kita butuh likuiditas tetapi likuiditas itu malah kita serahkan ke pihak asing, ini yang cerdas siapa yang bodoh siapa sebenarnya?” hardiknya dengan nada tinggi.

Keempat, di tengah ketakutan pemerintah akan defisit APBN karena disebabkan oleh harga minyak dan minyak Indonesia itu didikte oleh asing, pemerintah malah berani melepas uang negara keluar kemudian tetap berteriak bahwa APBN diancam defisit yang membengkak karena BBM.

Ini kan gila, mengapa tidak yang satu miliar dolar itu dimasukan ke APBN sehingga defisit kita tidak masalah? Itu kan uang kita sendiri,” tanyanya retorik.

Kelima, betul Bank Indonesia independen, tetapi keindependenan BI tidak boleh menciderai rasa keadilan rakyat. Jadi seindependen-independennya BI masih saja harus mengajukan anggaran ke DPR. Artinya, segala macam kegiatan keuangan yang tidak dalam rancangan anggaran mestinya tetap meminta persetujuan DPR. Jadi BI tidak boleh membeli surat utang IMF tanpa persetujuan DPR.

Sehingga ketika BI memberi surat utang tanpa persetujuan DPR maka komisi XI berhak mempertanyakan mengapa BI mengeluarkan kebijakan membeli surat utangnya IMF!” pungkasnya.

Begitu menurut Ichsanuddin Noorsy tapi bagaimana menurut anda kawan?.. :)
Sumber: suaramerdeka.com, mediaumat.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.