Bung Karno Dibunuh Tiga kali – Resensi Buku
Apakah sobat masih inget bahwa waktu jaman kita SD (buat yang SD tahun
80-90) sepertinya tabu untuk mengenal jasa Soekarno secara terbuka? Yang
kita nyahok beliau jasanya Cuma sebagai proklamator doang. Guru sejarahpun
sepertinya takut bin jiper mengedepankan Soekarno. Yang paling sering sih paling
Supersemar sama G30SPKI dengan Soeharto sebagai pahlawannya. Disini Dalam ‘Bung
Karno Dibunuh Tiga kali – Resensi buku yang akan admin ketengahkan. Buku ini
karya Sejarawan Asvi Warman Adam akan mengupas bagaiman rezim orde baru melakukan assasination
character di awal orde baru sampai akhir masa orde baru. Sekali lagi Admin katakan Bung Karno bukan milik suatu Partai tapi milik Bangsa Indonesia.
Buku "Bung Karno Di Bunuh Tiga Kali"
Sejak kecil Admin selalu ingin mengetahui sosok sebenarnya
dari Presiden RI pertama ini, Karena menyisakan banyak cerita dan pertanyaan
menarik. Semua ini tak lepas dari besarnya jasa beliau pada negeara Indonesia.
Dan saya yakin, sampai kapanpun beliau senantiasa terngiang dalam ingatan anak
bangsa, lantaran perjuangan beliau dan kawan-kawannya, kemerdekaan bangsa
Indonesia bisa diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 . Sejarah dan perjuangan
beliau akan selalu menginpirasi anak bangsa untuk terus menjaga dan mengisi
kemerdekaan yang dulu diperjuangkan mati-matian oleh para pahlawan. Kemerdekaan
merupakan nikmat besar yang tak terbandingkan dengan apapun. Apalah arti hidup
sebagai bangsa yang bernegara, jika kita masih terkekang dan terintimidasi oleh
negara asing.
Mengingat kembali tentang sejarah proklamator kemerdekaan
menjadi sesuatu yang niscaya dalam membangun masa depan Indonesia. Pada
hakikatnya masa lalu, kini dan akan datang, senantiasa memiliki kaitan yang
erat. Kemerdekaan yang kita rasakan saat ini adalah keringat dan darah
perjuangan para pahlawan.
Sejarah masa silam merupakan kekayaan bangsa yang tidak
boleh dilupakan, apalagi disesatkan. Dari sejarah kita kan banyak tahu tentang
arti sebuah perjuangan. Namun beda dengan yang terjadi pada Bung Karno, banyak
sejarah yang menceritakan tentang beliau tidak sesuai dengan fakta yang
sebenarnya. Sejarah perjuangan beliau banyak disesatkan oleh para sejarawan,
terlebih pada masa rezim Orde Baru.
Rezim Orde Baru banyak melakukan penyesatan terhadap sejarah
beliau dalam upaya melanggengkan kekuasaan yang dipimpinnya. Soeharto dan
kawan-kawan sengaja melakukan hal ini agar memory kolektif masyarakat merekam
sejarah negatif tentang Bung Karno. Bahkan bukan saja sejarah beliau yang
disesatkan, hampir seluruh sejarah kebangkitan nasional pada masa rezimnya
banyak dilakukan pembengkokan dengan menggantikan dirinya sebagai aktor utama
segala perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia.
Terkait tentang sejarah Bung Karno, sejarawan Asvi Warman
Adam menulis buku, Bung Karno Dibunuh Tiga Kali. Buku ini mengungkap
pembengkokan dan penyesatan sejarah yang terjadi terhadap Bapak Bangsa
Indonesia. Ada tiga penyesatan yang telah diungkap oleh penulis, penyesatan ini
dibahasakan dalam bentuk pembunuhan.
Pembunuhan pertama, Bung Karno sengaja ditelantarkan saat
beliau sakit dengan tidak ditebusnya resep obat yang ditulis oleh dr. Mahar
Marjdono. Resep tersebut hanya ditaruh dalam laci. Bung Karno sengaja dibiarkan
tidak mendapat obat dan perawatan intensif, agar ia segera menemui ajalnya.
Penelantaran ini merupakan dusta besar yang telah berakibat pada kematian bapak
proklamator bangsa Indonesia.
Pembunuhan kedua terhadap Bung Karno dilakukan oleh Rezim
Orde Baru dalam penyesatan sejarah, bahwa Bung Karno bukan orang yang pertama
merumuskan Pancasila, hal ini pernah disampaikan oleh Nugroho Natosusanto.
Bahkan pada tanggal 1 Juni 1970 peringatan terhadap hari lahir Pancasila
dilarang Kopkamtib. Itulah sebabnya Jacques Leclerc seorang sejarawan Prancis
menyebutnya bahwa Bung Karno hakikatnya telah dibunuh dua kali, secara lahiriah
dan batiniah.
Sisa-sisa penyesatan sejarah yang dilakukan rezim orde baru
tehadap Bung Karno tidak berkhir dengan tumbangnya Soeharto pada tahun 1998. Di
era reformasi ini dengan kebebasan berpendapat yang tak terkendali, masih saja
penyesatan tersebut terjadi. Buku Sukarno File, Berkas-Berkas Soekarno
1965-1967 yang diluncurka di Jakarta pada tanggal 17 November 2005. Penulis
buku teresbut, Antonei C.A. Dake menyatakan dalam bukunya bahwa Presiden pertama
Indonesia merupakan dalang utama atas tragedi G30S/1965. Pernyataan ini secara
tidak langsung menganggap Soekarno sebagai orang yang harus bertanggung jawab
atas terbunuhnya enam jendral dan pembantaian antarkomunis dan non-komunis.
Peluncuran buku penyesatan Sukarno File tersebut Inilah pembunuhan ketiga yang dimaksud oleh Asvi Warman
Adam dalam bukunya Bung Karno Dibunuh Tiga Kali. Tragedi pembunuhan tiga kali
yang dilakukan secara sengaja kepada Soekarno adalah tragedi mengenaskan anak
bangsa Indonesia. Bagaimanapun tragedi bungkarno adalah tragedi bangsa
Indonesia. Maka penting kemudian penyesatan sejarah ini duluruskan agar citra
Bapak Bangsa tidak ternodai. Kita tidak akan rela jika anak cucu kita dimasa
mendatang dijejali dengan sejarah yang tidak benar dan tak jelas sumbernya.
Meski sudah banyak buku sejarah tentang Bung Karno, buku ini
tetap menarik, sebab kebanyakan buku tentang Soekarno hanya berupa biografi
datar, tanpa study kritis terhadap berbagai sumber yang dijadikan rujukaannya.
Beda dengan buku yang ditulis Asvi Warman Adam, buku ini secara kritis
menela’ah sejarah Bung Karno secara utuh. Asvi dapat menemukan celah yang belum
terlihat oleh penulis lain, sehingga ketimpangan sejarah yang terjadi dimasa
orde baru sampai era reformasi ini dapat diluruskan. Dalam buku ini Asvi lebih
banyak menceritakan tentang jasa dan perjuangan Bung Karno, mulai dari saat
beliau naik kepermukaan publik memperjuangkan kemerdekaan RI sampai beliau
menjadi pimpinan Negara, dan kemudian dijatuhkan karena kepentingan politik
Soeharto. Pristiwa ini sering disebut creeping coup (kudeta merangkak), dimana
kemudian Soeharto menggantikan kedudukannya sebagai presiden RI.
Pelurusan sejarah Bung Karno yang dilakukan oleh Asvi,
penting kita baca, sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan bangsa
Indonesia. Agar kita dapat mengingat jasa perjuangan beliau dan terinspirasi
untuk melakukan perbaikan tatanan bangsa, demi masa depan Indonesia yang lebih
baik. Bagaimanapun Bung Karno adalah Bapak Bangsa, sekaligus proklamator
kemerdekaan Indonesia, yang mesti diteladani.
Penutup Dari Admin
Tulisan ini dibuat tanpa maksud menyudutkan
presiden-presiden Indonesia terdahulu karena admin menyadari bahwa setiap presiden
memiliki jasanya masing-masing dalam eranya diluar kancah politik. Soekarno
dengan jasa besarnya, Soeharto dengan swasembada pangan dan repelitanya, dll..
SBY yang.. admin sendiri ga tau jasanya apa..hehe (bagi keluarganya dan partainya udah pasti jasanya besar kaleee..)
Ingalah presiden itu manusia yang tentunya memiliki jasa dan
tentunya dosanya masing-masing sebagai pemimpin Negara.. Nah lohh!!! .. :)