Kisah Unik Pilot Tempur PD II
Perang Dunia IItelah lama berlalu. Ada hal unik selain segala hal kontroversial lainnya. Ada beberapa kisah unik Pilot tempur PD II. Salah satunya adalah kisah-kisah pilot Jepang yang tercatat piawai dan ahli dalam bermanuver dan aksi udaranya. Mereka adalah Hiroyishi Nishizawa, Saburo Sakai dan Toshio Ota. Para 'Ace' alias Penerbang Jagoan ini sempat saling meledek dengan para pilot Amerika dengan saling demonstrasi kunjungan ke Pangkalan Udaranya masing-masing.
Kisah Unik Pilot Tempur Jepang di Perang Dunia II
Salah seorang pilot tempur Jepang dalam perang dunia ke dua (PD II) beranama Hiroyishi Nishizawa. Bahkan dalam beberapa catatan sejarah dialah yang termasyhur diantara para "ace" negeri matahari terbit itu. "Ace" adalah penerbang tempur jagoan dalam artian banyak menimbulkan korban pada pihak lawan saat itu. Nishizawa mencatatkan rekor 112 kills atau seratus dua belas pesawat musuh telah ditembak jatuh olehnya. Jumlah yang tidak sedikit. Mendengar jumlah ini orang bisa merasa kagum akan kemampuan terbang sang pilot tapi juga membuat bulu kuduk bergidik dibuatnya, mengingat jumlah korbang tewas yang dicatatkannya tidak sedikit.
Kisah Unik Pilot Tempur Jepang di Perang Dunia II
Salah seorang pilot tempur Jepang dalam perang dunia ke dua (PD II) beranama Hiroyishi Nishizawa. Bahkan dalam beberapa catatan sejarah dialah yang termasyhur diantara para "ace" negeri matahari terbit itu. "Ace" adalah penerbang tempur jagoan dalam artian banyak menimbulkan korban pada pihak lawan saat itu. Nishizawa mencatatkan rekor 112 kills atau seratus dua belas pesawat musuh telah ditembak jatuh olehnya. Jumlah yang tidak sedikit. Mendengar jumlah ini orang bisa merasa kagum akan kemampuan terbang sang pilot tapi juga membuat bulu kuduk bergidik dibuatnya, mengingat jumlah korbang tewas yang dicatatkannya tidak sedikit.
Perang memang tidak selalu menimbulkan gambaran yang
mengerikan. Tetapi ternyata, ada juga senyum-senyum kecil yang bisa ditimbulkan
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perang itu sendiri. Kembali pada
kisah Hiroyishi Nishizawa misalnya. Kejadian uniknya berkisar pada tahun 1942.
Nishizawa terbang bersama "ace' Jepang lainnya; Saburo Sakai yang namanya
dikenal dunia selain kemampuan terbangnya dia juga piawai menuliskan
pengalaman-pengalaman dan biografi, bersama itu beserta pula Toshio Ota.
Ketika itu mereka terbang ke arah pangkalan udara USA yang
pada waktu itu merupakan musuh Jepang. Port Moresby. Mereka terbang dengan
susunan formasi yang rapat.
Entah mengapa saat itu ketiga pahlawan udara Jepang ini
tidak satupun menembakkan peluru ke arah pangkalan militer Amerika tersebut.
Dan juga sebaliknya, dari pihak musuh mereka tidak satupun terdengar dentuman
misil penangkis udara mereka serta tak satupun pesawat Amerika berusaha
mengejar untuk mengusir pilot-pilot Jepang tersebut.
Ketiga Pilot tersebut dengan gagah dan santainya
berakrobatik di atas pangkalan udara lawanya. Mereka melakukan gaya
"loop" akrobatik udara sebanyak tiga kali. "Loop" merupakan
gerakan akrobatik udara yang membentuk lingkaran dengan menjungkir balikkan
pesawat seperti bentuk roda mobil yang sedang berjalan. Dan mereka terbang
hanya 6000 kaki dari tanah. Setelah kembali kepangkalan udara mereka sendiri,
mereka tertawa terbahak-bahak. Seakan-akan apa yang telah mereka lakukan
merupakan suatu lelucon yang tidak berbahaya. Tentu saja mereka membayangkan
bagaimana dongkolnya wajah-wajah pasukan Amerika menyaksikan aksi mereka. Dan
mereka menyepakati agar hal tersebut menjadi rahasia lucu mereka.
Namun tanpa disadari sebuah pesawat militer Amerika ternyata
membuntuti mereka dari belakang dan menjatuhkan surat di atas pangkalan mereka.
Tidak lama setelah itu mereka dipanggil oleh komandan mereka dan ketiganya
ditegur habis-habisan. Ternyata sang komandan telah menerima sepucuk surat yang
dijatuhkan di atas pangkalan Lae itu. Begini isi surat tersebut:
"kami sangat terkesan oleh ketiga penerbang yang
mengunjungi kami hari ini dan kami kagum pada loop yang mereka buat di atas
pangkalan kami. Kami akan sangat menghargai mereka jika penerbang-penerbang itu
sudi datang sekali lagi. Selanjutnya kami sangat menyesal tidak membuat
persiapan yang lebih dalam kunjungan mereka tadi. Tetapi lain kali mereka akan
menerima penyambutan yang lebih meriah."
Memang kedengarannya seperti main-main saja tetapi hal ini
benar-bnar telah terjadi dalam perang dunia ke dua yang di kisah kan oleh
Martin Caidi, seorang penulis duania penerbangan terkemuka dalam bukunya
"Zero Fighter".