Skip to main content

Hal Unik Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

hal unik proklamasi kemerdekaan Indonesia
Kemerdekaan Indonesia seperti kata yang biasa saja kita dengar di telinga kita tapi di telinga kakek nenek atau mbah buyut kita kata ini bisa menggetarkan hati mereka. Momen penting ini hanya seperti wacana biasa bagi kita tapi tidak bagi leluhur kita. Mari kita bernostalgia mengenai beberapa hal unik seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kita lihat Bangsa Amerika, Cina dll begitu bangga akan nasionalismenya baik dalam film-filmnya atau iklan-iklan produk mereka. Lah kita malah bangga dengan nasionalime bangsa lain dengan memajang atribut bendera mereka di kamar mandi kita. Merdeka!!.. hehe..koq lucu kedengarannya ya? ini karena Rasa Nasionalisme kita tidak terbina kawan.

Hal Unik Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

1. Soekarno Sakit Saat Memproklamirkan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.

'Pating greges', keluh Bung Karno setelah dibangunkan dari Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. 'Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!', ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...

2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!

3. Bendera dari Seprai 
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto! untuk kisah lengkapnya silahkan baca artikel asal usul bendera merah putih.

4. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah 
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.

5. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon 
hal unik proklamasi kemerdekaan RI
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?

Soekarno, satu-satunya presiden yang tak punya rumah

Semua Presiden Republik Indonesia punya rumah pribadi. Bukan sekadar rumah, kediaman pribadi itu juga sering jadi pusat pertemuan politik dan agenda 'tersembunyi' lainnya.

Rumah di Jl Cendana, Jakarta Pusat menjadi hal yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Soeharto. Presiden Habibie tinggal di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Gus Dur memiliki pesantren sekaligus rumah di Ciganjur, Jakarta Selatan. Sementara Megawati di Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat. Terakhir, Susilo Bambang Yudhoyono di kawasan Cikeas, Bogor.

Bagaimana dengan Soekarno?

"Aku satu-satunya presiden di dunia ini yang tidak punya rumah sendiri. Baru-baru ini rakyatku menggalang dana untuk membuatkan sebuah gedung buatku. Tapi di hari berikutnya aku melarangnya. Ini bertentangan dengan pendirianku. Aku tidak mau mengambil sesuatu dari rakyatku. Aku justru ingin memberi mereka," ujar Soekarno seperti ditulis Cindy Adams dalam buku 'Bung Karno, Penyambung Lidah Bangsa Indonesia'.

Soekarno menjelaskan tempat tinggalnya sudah dipenuhi oleh negara. Begitu juga dengan seragam dan mobil dinasnya. Tapi dia mengaku tidak punya harta atau tabungan. Tahun 1960an, Soekarno menerima gaji kira-kira hanya sebesar USD 220 (jika dikurskan). Jumlah itu tidak cukup untuk membiayai seluruh keluarga besarnya.

"Dan adakah kepala negara yang melarat seperti aku sehingga sering meminjam uang pada ajudannya," ujar Soekarno lagi.

Perabot di Istana Negara pun tak selalu baru dan mewah. Sebagian masih ada yang peninggalan Belanda. Saat seorang tamu negara dari Filipina berkunjung dan melihat kamar mandi Istana, dia kemudian mengirimkan kloset baru untuk Soekarno. Soekarno menerimanya dengan senang hati.

"Ini betul-betul hadiah yang menyenangkan," aku Soekarno.

Namun sosok Soekarno selalu diisukan memiliki harta karun triliunan rupiah. Kisah perburuan harta karun Soekarno tidak pernah habis. Mereka percaya di suatu tempat, Soekarno menyimpan harta revolusi berupa batangan emas dan sertifikat berharga di Bank Eropa. Jika menyimak pengakuan Soekarno, benarkah Soekarno memiliki harta itu?

"Semua tentang dana revolusi ini tidak jelas. Tidak tahu berapa besarnya, apakah ini benar atau tidak. Semua ini cuma isu," ujar sejarawan Asvi Warman Adam kepada merdeka.com beberapa waktu lalu.

Asvi ragu Soekarno benar-benar meninggalkan harta berpeti-peti emas. Dia menceritakan tahun 1960an, ada program pembangunan patung Antariksa yang sekarang dikenal sebagai patung Pancoran. Saat itu Edhi Sunarso yang memimpin proyek mengeluhkan kekurangan dana pada Soekarno. Saat itu pula Soekarno menjual mobil miliknya untuk biaya pengerjaan patung tersebut.

"Dengan contoh ini kita bisa mengambil kesimpulan, kalau Soekarno punya uang, buat apa dia menjual mobilnya segala. Cukup ambil saja dari emas itu," terang Asvi. Isu Dana Abadi atau Uang Gaib Soekarno itu aneh dan terdengar ganjil bukan?
sumber: sharing facebook sdr. Alfathri Adlin dan www.merdeka.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.