Skip to main content

Trend Menu Serangga di Resto Mahal Eropa

Trend Menu Serangga di Resto Mahal Eropa
Ada orang yang sulit untuk mencari makan, jarang mendapat makanan mewah tapi di belahan dunia lain justru ada orang-orang yang bosan dengan makanan enak dan mewah. Saking bosannya mereka berkreasi dengan makanan unik dan aneh. Dimana? Di Eropa sob. Inilah Trend Menu Serangga di Resto Mahal Eropa. Pernah membayangkan makan sandwich dengan kecoak terselip didalamnya, atau menu makanan dengan semut yang masih bergerak-gerak? Ada-ada saja tingkah para borjuis yang memuja makanan. Di Indonesia? Justru orang yang sangat kekurangan dan kelaparanlah yang terpaksa makan serangga.


Jika jalan-jalan ke Eropa dan mampir di sebuah rumah makan, jangan kaget jika menemukan kecoa terselip di dalam sandwich. Bukan "kecelakaan", tetapi sang koki mungkin memang sengaja menempatkannya di sana.

Rene Redzepi, kepala koki restoran ternama Denmark, Noma, baru-baru ini memperagakan cara memasak aneka menu serangga di Inggris. Tak hanya kecoa, semut juga bisa disulapnya menjadi menu utama makan siang dan biasa disajikan di restonya dengan harga sekitar 195 pound sterling (setara Rp 3 juta).

Disajikan dengan creme fraiche, beberapa semut bahkan masih merangkak di atas piring. Penikmatnya mengatakan, rasa menu ini seperti serai, dan sejumlah ahli menyatakan itu "sangat bergizi".
Anda mungkin bergidik memikirkan hal itu, tapi mungkin tidak terlalu lama lagi Anda akan terbiasa menjumpai menu ini. Di banyak negara, sebut Cina, memakan serangga sudah menjadi bagian keseharian mereka.

Organisasi Pertanian dan Pangan PBB telah mendukung klaim bahwa serangga adalah bagian penting dari diet kita untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk yang secara global terus membengkak. Komisi Eropa dilaporkan membiayai investasi lebih dari 2 juta pound sterling untuk meneliti serangga sebagai sumber pangan global.

Penelitian sementara menyebutkan, serangga kaya akan asam folat dan mineral lainnya. Sejumlah manfaat kesehatan lain juga ditawarkan serangga jenis tertentu. Semut, misalnya, efektif untuk mengobati gangguan kekebalan pada pengidap hepatitis B.

Konsumsi semut sebagai bagian dari diet yang sehat atau untuk alasan obat telah menjadi keyakinan lama selama lebih dari 3.000 tahun. Dan itu bukan hanya Cina. Sebanyak 80 persen penduduk di negara-negara di seluruh dunia memakan lebih dari 1.000 serangga, terutama di daerah tropis.

Situs Daily Mail menguraikan jenis-jenis serangga yang potensial menjadi sumber pangan, yaitu kumbang dan kecoa; lalat; kutu dan koksidia; jangkrik; tawon, lebah, dan semut; rayap; kupu-kupu dan ngengat; capung; jangkrik dan belalang; serta belalang sembah. Anda berani mencobanya? 

Ampun deh yang enak-enak aja belum kecobain malah mau nyoba makan serangga!.. freak lu bule!!.. Kalo lu pada doyan serangga ntar kita ekspor serangga-serangga tersebut. Nah ada yang berminat jadi eksportir serangga ke Eropa??.. Peluang bisnis baru tuh kawan. Kita kirim kecoak dll kesana.. biar mereka yang makan..hahaha.. ^^
Sumber referensi:  tempo.co dan dailymail.com
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.