Kisah Mistis Pedang Luwuk Pusaka Pencabut Nyawa
Banyak sekali kita dengar di masa lalu pusaka-pusaka di
Nusantara ini yang terkenal dan bertuah. Selain Keris Mpu Gandring dll ternyata
ada 1 pusaka yang dikenal angker dan bertuah. Inilah Pedang Luwuk sebuah pedang
pencabut nyawa yang memiliki tuah kutukan yang konon sangat dahsyat. Kisah Mistis Pedang Luwuk Pusaka pencabut nyawa dan
pembawa kutukan ini bukanlah sekedar cerita klise belaka, Sobat Memorabilia,
berikut adalah kisah dari salah satu pemilik pedang Luwuk yang terkenal ampuh
dan sakti. Apakah Tuahnya ini meminta Tumbal atau perlakuan khusus? Bagaimana
kisah latar belakang sejarah pedang Luwuk ini? Sejauhmana kesaktiannya? Mari
kita simak ulasan tentang kisah mistis Pedang sakti pencabut nyawa ini. Seperti
halnya Legenda “Sword of Damascus” Pedang tertajam di dunia, pedang Luwuk ini
tidak kalah menariknya untuk disimak.
Kisah Mistis Pedang Luwuk..
Tumbal Pedang Luwuk Keberadaan pedang Luwuk menjadi amat
terkenal semasa terjadi perang saudara antara Bre Wirabumi (kerajaan
Blambangan) dengan Ratu Ayu Kenconowungu (kerajaan Majapahit). Sebuah perang
yang menghancurkan Majapahit ini dalam sejarah dikenal dengan sebutan Perang Paregreg.
Ratusan bahkan ribuan nyawa terbantai karena ambisi kekuasaan dan keegoan para
pemimpin.
Salah satu pusaka yang paling ditakuti pasukan Majapahit
kala itu adalah Pedang Luwuk, Pedang Luwuk adalah sebuah pedang yang memiliki
bentuk sederhana, berwarna hitam legam, dan ciri khas di bagian yang tajam ada
gambar matahari terbelah yang memiliki jumlah "Ganjil" (entah satu.
tiga. atau lima). Pedang ini memiliki keampuhan yang sangat luar biasa.
Dijuluki Pedang Luwuk, sebab pedang ini dibuat oleh seorang Empu yang bernama
Ki Luwuk. Serta dalam proses pembuatannya untuk menyepuh digunakan bisa (racun)
dari ular Luwuk dimana racunnya terkenal sangat mematikan. Yang terkena racun
dari ular ini akan membiru dan mati dengan sangat menyakitkan.
Jika orang yang menggerakan Pedang Luwuk ini mampu menguasai
ilmu Postipnotis, hanya dengan sekali watek saja, bahkan musuh yang jumlahnya
ratusan pun akan terkena perbawa Pedang Luwuk dan keracunan semuanya. Saat
perang Paregreg, banyak sekali pasukan Majapahit yang mati karena Pedang Luwuk
ini. Sementara Pedang Luwuk yang khusus untuk pejabat tinggi, dalam proses
pembuatannya juga agak istimewa dibagian "pamor" matahari
terbelahnya setelah disepuh harus ditempelkan pada kemaluan perawan suci yang
baru mendapatkan haid yang pertama kalinya. Hingga pedang khusus ini selain
memiliki bisa yang dahsyat, serta punya daya pekasih yang tinggi.
Pemilik atau pemegang Pedang Luwuk khusus ini akan banyak
dicintai kaum hawa. Menurut cerita, gadis yang habis ditempeli pedang ini, ia
akan mati keesokan harinya, dan atsma-nya berpindah dalam Pedang Luwuk. Satu
ciri khusus Pedang Luwuk yang satu ini adalah, pembungkus(warangkanya) pasti
terbuat dari perak murni, dan ukirannya juga perak murni. Kira-kira tahun 2002
awal bulan Suro, salah satu pemilik pedang Luwuk yang tinggal di Banjarmasin
yang memiliki Pedang Luwuk ini menjamaskannya pada tukang jamas pribadi.
Sudah menjadi kebiasaan, di setiap tanggal 1 Suro jamasan
Pedang Luwuk ini harus khusus yaitu dimandikan dengan darah ayam cemani jantan.
Entah mungkin kebetulan saja, ternyata ada seorang dokter yang juga memiliki
Pedang Luwuk, Mas Bima. Dokter itu juga menyerahkan satu ayam cemani jantan
untuk penjamasan pusakanya. Pak Adi, si tukang jamas ini merasa merasa sayang
menyembelih 2 ekor ayam untuk menjamas 2 pusaka Pedang Luwuk tersebut. Oleh
sebab itu, maka hanya satu saja yang disembelihnya untuk jamasan 2 pusaka
tersebut. Beberapa saat setelah jamasan memang tidak terjadi apa-apa. Akan
tetapi, 7 hari setelah penjamasan, Pak Adi jatuh sakit dan harus diopname di
RS. Padahal dia belum pernah sakit selama ini. Tidak terlalu lama di opname,
selang tiga hari Pak Adi langsung meninggal dunia. Jasadnya yang semula pucat
pasi seperti kehabisan darah, berubah menjadi kebiru-biruan. Kejadian ini baru
diketahui oleh Mas Bima, ketika ia melayat ke rumah Pak Adi. Bima terkejut
sebab ternyata di belakang rumah Pak Adi masih terdapat seekor ayam cemani
jantan miliknya. Ketika ditanyakan kepada salah seorang putra almarhum,
akhirnya terkuak misteri aneh tersebut.
Tak disangka ternyata untuk penjamasan mandi darah ayam
cemani hanya disembelih satu ekor ayam saja. Melihat dari kejanggalan tersebut,
apakah mungkin khodam Pedang Luwuk yang bersamayam di pusaka milik Mas Bima dan
dokter itu menjadi murka dan marah lalu menyerang Pak Adi yang dianggap tidak
jujur? Sungguh sulit sekali dijelaskan dengan fakta yang ada. Akan tetapi
menurut tenaga medis yang memeriksa, Pak Adi terkena racun ular berbisa yang
mematikan. Dan saat tiba di RS sudah dalam keadaan sangat akut, hal ini yang
menyebabkan nyawanya sulit tertolong. Dan Anehnya lagi, Pak Adi tak pernah
dipatuk ular sebelum jatuh sakit. "2 hari setelah Pedang Luwuk saya
jamaskan ditempatnya Pak Adi, malam harinya saya ditemui dua perwujudan seperti
munyuk (sejenis kera). Keduanya tampak marah dan ingin segera pulang.
"Untuk yang pakai jamang saya kenal, karena dia khodam pusaka
saya yang sudah sering saya temui. Namun yang lebih besar dan agak liar aku
tidak mengenalnya. Mungkin saja khodam pusaka dokter itu," ungkap Mas Bima. Apa mau di kata nasi sudah menjadi bubur. Kecerobohan yang
nampaknya sepele saja harus ditebus dengan maut. Seperti itulah kalau main-main
dengan alam halus, terlebih penghuni jagad lelembut itu yang memiliki pemberang
seperti khodam Pedang Luwuk. Sungguh disarankan apabila tak memahami seluk
beluk pusaka bertuah, alangkah lebih baik tak usah menyentuhnya.