Kejayaan Musik Indonesia ada di Era 80--90
Sampai kini admin masih sering mendengar lagu-lagu favorit
di era 90an bahkan musik di era 80an. Bukannya apa-apa memang kualitas musiknya
lebih baik dibanding sekarang (menurut saya). Selain masalah nostalgia, kenangan
dll rasanya patut diakui bahwa kejayaan Musik Indonesia ada di Era 80-90 bahkan
para musisi senior Indonesiapun mengakuinya. Disadari atau tidak iklim musik
Indonesia saat ini yang sepertinya masih dalam proses level titik terendahnya
meskipun pergerakan pembaharuan mulai muncul. Sedikit demi sedikit muncul
penyanyi dengan kualitas yang baik.
Penurunan ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak pertengahan
tahun 2000’an dimana munculnya keseragaman diantara pelaku musik Indonesia,
baik yang dalam format solo maupun band. Misalnya sulitnya membedakan antara
musik dan penampilan Titi DJ, Rossa dan Krisdayanti. Sekarang?
Beberapa tahun
terakhir ini bahkan panggung musik Indonesia diserbu oleh segerombolan
band-band yang justru mengusung musik dan penampilan yang sama yang membuat
saya bahkan tidak bisa menyebut namanya satu persatu saking banyak dan
seragamnya. Keadaan ini makin diperburuk dengan fenomena bahwa setiap mahluk
bisa menjadi penyanyi, itu sebabnya Olga Syahputra, Nikita Willy atau Luna Maya
yang bermodalkan popularitas dan suara pas-pasan dengan percaya diri tingkat
tinggi merambah dunia musik. Tak terkecuali penyanyi-penyanyi yang kemudian
besar karena drama infotainment seperti Syahrini dan Ayu Ting Ting. Atau penyanyi-penyanyi
kagetan yang terlanjur ngetop lewat fasilitas Youtube seperti Shinta & Jojo
dan Briptu Norman. Kemudian masih diperparah dengan gerombolan imitasi
girlsband/boysband Korea yang begitu percaya diri tampil melakukan
gerakan-gerakan konyol diatas panggung sambil lipsynch. Besok atau lusa, entah
fenomena menyedihkan seperti apa lagi yang akan semakin memperburuk citra musik
Indonesia.
Saya merasa beruntung tumbuh pada era 80-90’an dimana saya
menjadi salah satu saksi betapa dulu musik Indonesia begitu variatif dengan
eksistensi band-band atau penyanyi-penyanyi solo yang memang benar-benar punya
kwalitas dan tentu saja popular. Di masa remaja saya dulu, saya yakin ada
sejumlah band yang muncul dan popular secara bersamaan, misalnya Dewa 19, Kla
Project, Java Jive, Slank, Grass Rock, Protonema, Adegan, Boomerang, Edane,
dll. Meski sering muncul secara bersamaan, tetapi masing-masing band ini tidak
saling tiru seperti yang terjadi pada band-band zaman sekarang. Masing2 band
justru membawakan jenis musik yang berbeda dengan karakter masing-masing.
Misalnya Slank yang terkenal dengan lirik lagunya yang ceplas-ceplos, atau Dewa
19 yang sangat Sweet Rock, Java Jive yang pop progresif, Krakatau yang Pop
Jazz, Protonema yang kalem, Gigi, Boomerang yang cadas, Adegan mengusung warna
Rock dengan sentuhan Jazz.
Dijajaran penyanyi solo juga tak kalah variatif, ada Andy
Liany, Anang (dulu Anang ini sangat keren dengan rambut panjang dan band
Kidnap-nya, tetapi sekarang justru sangat memprihatinkan), Hengky Supit, dll.
Sementara dari barisan perempuan, jangan harap akan menemukan penyanyi dengan
tatanan rambut aneh dan bulu mata mencuat. Kubu penyanyi perempuan memang
terbilang ramai, ada Ita Purnamasari, Atiek CB yang berpenampilan sensual dan
kacamata hitam, Nicky Astria, Anggun C. Sasmi dengan ciri khas baret dan suara
melengking, Mel Shandy, Conny Dio, Inka Christy yang mengusung musik Rock
Melayu, dll. Ita Purnamasari dan Mel Shandy bisa dibilang berani beda, Ita
kerap tampil diatas panggung sambil bermain piano, satu bakat dan aksi panggung
yang jarang ditampilkan oleh penyanyi perempuan Indonesia lainnya. Sementara
Mel Shandy berani mengusung musik Metal pada beberapa penampilan dan
lagu-lagunya. Lalu ada juga Ruth Sahanaya dan Vina Panduwinata yang meskipun
sama-sama mengusung warna musik yang hampir sama, tetapi karena masing-masing
memiliki karakter vocal dan penampilan yang kuat keduanya justri tidak pernah
terlihat seragam,
Satu hal yang sekarang sulit ditemukan dijajaran penyanyi
perempuan zaman sekarang. Format kelompok vocal juga tak kalah menarik, ada
Trio Libels (yang merupakan tiga sahabat sejak bangku SMA), Coboy (lima model
pria yang mencoba peruntungan didunia tarik suara) serta kelompok vocal
perempuan paling sukses dan fenomenal : AB Three yg masing-masing personilnya
adalah jebolan festival nyanyi tingkat Asia.
Ada geliat juga dari industry musik anak-anak, sebut saja
nama-nama seperti Sherina, Joshua, Enno Lerian dan Tasya yang menyanyikan lagu
sesuai dengan umur dan anak-anak seusianya. Musik Indonesia tidak melulu
didominasi musik Pop atau Rock karena jalur musik Rap pernah meraja. Ada Iwa K
dan Denada yang sempat begitu mengharu-biru panggung musik dengan warna musik
yang masing tergolong asing di industry musik Indonesia. Dijalur musik dance,
ada Imaniar yang menjadi solois yang kerap tampil dengan barisan penari latar
yang energik. Dengan karakter mereka yang begitu kuat, bahkan tak ada
wajah-wajah baru yang berani menjadi versi imitasi mereka seperti yang terjadi
pada penyanyi-penyanyi/band-band zaman sekarang yang saling jiplak jenis musik
dan penampilan.
Jika di Amerika atau Eropa ada MTV atau VH1 yang menganggap
bahwa era 80-90’an sebagai era dimana industry musik berada pada masa
keemasannya sehingga memiliki program khusus yang menayangkan video-video music
tahun 80-90’an dalam program bernama The Sound of 80-90’s hingga industri
msuiknya tetap memiliki medium flashback dari masa lalu yang mencatat
dokumentasi musik-musik berkwalitas lewat video musik untuk dijadikan
inspirasi.
Bagaimana dengan di Indonesia?. Menayangkan kembali video-video
music tahun 80-90an dilayar kaca mungkin bisa menjadi semacam refresh memory
betapa dulu musik Indonesia pernah begitu berkwalitas. Bisa juga menjadi
pembelajaran kepada industri musik sekarang bahwa musik/lagu dan artis/band
yang berkwalitas tak akan mungkin tergerus oleh yang baru. Sehingga akan lebih
baik (misalnya) jika industri musik kita berkiblat kepada kesuksesan industry
musik tahun 80-90an daripada terinspirasi oleh musik/artis Korea yang sejak
zaman dulu tidak pernah terdengar punya kwalitas yang mampu menggebrak dunia.