Misteri Pulung Gantung Fenomena Bola Cahaya Pembawa Kematian
Bagi anda yang sering membaca kisah misteri dan fenomena pasti pernah mendengar tentang cahaya pulung. Ada yang menunjukan pertanda baik dan ada juga yang menunjukan pertanda buruk. Misalnya saja pulung gantung yang sampai saat ini masih dipercaya beberapa kalangan masyarakat. Misteri pulung gantung fenomena bola cahaya pertanda pembawa kematian bagi yang melihat atau bahkan tertimpa cahaya aneh bernama pulung gantung ini.
Kisah-kisah Mistis Seputar Pulung Gantung
Sebuah kisah lama diceritakan tepatnya tanggal 9 September 1989 di Dusun Siraman II, kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta terjadi kejadian yang misterius sekaligus memilukan. Tukirah, seorang wanita muda memohon pada ibunya untuk dibelikan sawo untuk menyembuhkan kakinya yang sakit. Pergilah sang ibu mencari sawo tapi alangkah kagetnya dia ketika dia pulang? Tukirah sudah gantung diri di kusen ruang tamu rumahnya.
Menurut pendapat para tetangga, rumah Mbok Tumikem, ibunya, ketiban / kejatuhan pulung gantung, Pulung gantung diyakini sebagai roh jahat yang berwujud bola cahaya sebesar kepalan, berekor, dan berwarna hijau kemerahan. Entah kenapa Pulung gantung inilah yang mendorong Tukirah bunuh diri.
Peristiwa tersebut tidaklah selesai sampai disitu. Selang beberapa bulan setelah Tukirah tewas, anak Mbok Tumikem yang lain, Solinah, ditemukan tewas gantung diri dengan setagen. Kata orang, gara-gara pulung gantung datang untuk kedua kalinya ke rumah janda malang itu.
Empat bulan kemudian, di sebuah dusun sebelah tenggara kediaman Mbok Tumikem, Noto Triman didapati tewas gantung diri. Lalu pada hari Rabu Kliwon 9 Oktober 1991, Ngadimin alias Surip, warga Dusun Ngandong, Kecamatan Patuk di Kabupaten Gunung Kidul pula, mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri.
Mengapa Pulung Gantung mndorong orang mati bunuh diri? Benarkah fenomena pulung gantung tersebut yang menyebabkan orang terdorong melakukan aksi bunuh diri?
Pendapat Lain Mengenai Pulung Gantung
Hadi Sumarto, mantan anggota DPRD yang pada tahun 1991 itu berumur 74 tahun berpendapat, pulung gantung bukanlah pendorong seseorang untuk bunuh diri, melainkan sekadar sasmita gaib atau petanda sesuatu akan terjadi.
Nah, dalam 10 hari terakhir ini sudah ada dua kejadian bunuh diri yang bikin heboh. Kejadian terakhir menimpa mantan manajer JKT48, Inao Jiro. Warga negara Jepang itu ditemukan tewas gantung diri di kamar mandi rumahnya pada Selasa sore kemarin.
Baca Juga : Tips Memotret Hantu , Berani Coba??
Menguak Sejarah Dan Misteri Pulung Gantung
Apa itu pulung Gantung? Darimana asalnya mitos fenomena pulung gantung ini berawal?
Fenomena bunuh diri dengan cara gantung diri ini berawal dari banyaknya kejadian kematian di Gunung Kidul. Suasana mistis dan aneh memang sangat terasa jika kita berkunjung Gunung Kidul terutama malam hari. Gundukan tanah gamping raksasa yang berdiri di hutan atau ladang seolah mengatakan bahwa ada kekuatan tersembunyi yang ada disana. Ya...dibalik keindahan alamnya Gunung Kidul memang menyimpan sejuta misteri. Pun dari sisi spiritual dipercaya banyak orang sakti berasal dari sana dan alam sana dianggap mengandung kekuatan tertentu.
Masyarakat setempat percaya orang yang mati gantung diri tersebut pada malam sebelum kejadian rumah yang dia tempati kejatuhan pulung gantung yang konon berbentuk bola api. Bola api itu dipercaya membawa tali yang akan digunakan calon korban untuk menjerat lehernya.
Menurut Wage jika ada seseorang gantung diri, kemudian tanah dibawah tempatnya gantung diri tersebut digali maka ada 3 buah tanah berbentuk bola, tanpa bisa menjelaskan apa artinya.
Berdasarkan hasil riset dan studi pustaka bersama mbah Google akhirnya fenomena misteri pulung gantung mendapat titik terang dari segi historisnya. Nara sumber yang saya dapat adalah Pak harto sesepuh yang paham falsafah Jawa dan tinggal tak jauh dari komplek makam raja-raja Mataram, beliau cukup paham sejarah Gunung Kidul. Penulis fenomenamisteri.com disini mencoba menggabungkan logika ilmu pengetahuan dengan sisi budaya dan sejarah.
Pak Harto bercerita bahwa dulu ketika ada pergolakan Kerajaan Majapahit dengan Demak para punggawa kerajaan, prajurit, dan rakyat yang setia terhadap Raja Brawijaya V melarikan diri ke arah Gunung Kidul. Mungkin karena daerah tersebut waktu itu daerah terpencil dan susah dijangkau sehingga dianggap aman untuk melakukan persembunyian. Kelanjutan cerita ini cukup menyedihkan memang.. hal ini seperti membuka luka lama antara perseteruan dua kerajaan yang pernah terjadi di Jawa waktu itu. Namun inilah sejarah yang pernah terjadi.
Para pelarian tersebut sebagian berhasil menjangkau Gung Kidul dan sebagian lagi tewas dalam perjalanan. Raja Brawijaya V yang memimpin pelarian dan memiliki kesaktian tinggi kemudian bersemadi di Pantai Ngobaran kemudian melakukan moksa, menghilang bersama raganya untuk menghadap Yang Maha Kuasa. Para pengikutnya yang berusaha moksa ternyata tidak mencapai tingkat sempurna sehingga berubah menjadi jenglot, atau manusia berwujud kecil setinggi boneka namun dipercaya masih hidup dengan meminum darah. Faktanya memang ditemukan banyak jenglot di pesisir pantai selatan.
Pengikut lain yang tidak memiliki kesaktian merasa sedih, putus asa dan frustasi karena ditinggal pemimpinnya dan merasa sudah kalah perang kemudian melakukan gantung diri masal. Mungkin gantung diri juga dianggap jalan terbaik untuk mengakhiri hidup karena kerajaan sudah jatuh ke pihak musuh, lebih baik mati bunuh diri daripada harus mati di tangan musuh yang mengejarnya.
Dari sini terkuak, bahwa dulu pernah ada peristiwa gantung diri masal. Peristiwa gantung diri masal ini menimbulkan energi negatif yang besar, yang masih ada hingga sekarang dan berputar-putar di atas wilayah Gunung Kidul dalam wujud bola api berwarna merah dan siap mencari korbannya. Jadi pemicu bunuh diri dengan cara menggantung tersebut adalah kumpulan roh atau energi yang terbentuk dari peristiwa bunuh diri masal ratusan tahun lalu yang bisa mempengaruhi psikis seseorang untuk melakukan hal serupa.
Dari sisi agama sering dianggap bahwa roh orang yang bunuh diri tidak diterima di alam akhirat dan masih berkeliaran di dunia. Dari sisi ilmu pengetahuan, James Prescott Joule menyebutkan bahwa : Energi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan namun bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Apakah semua pelarian Majapahit tersebut gantung diri? Tidak. Masih banyak pelarian Majapahit yang bertahan dan melanjutkan hidup, mereka banyak tinggal di Kecamatan Nglipar dan Karangmojo. Faktanya memang banyak warga Gung Kidul yang mengaku keturunan Majapahit dan ada juga yang beragama Hindu walau jumlahnya tidak banyak. Disana ada sebagian masyarakat yang berkulit putih bersih, beda dengan orang Jawa pada umumnya. Nah mereka yang berkulit putih itu dipercaya keturunan dari para selir raja yang berasal Negeri Campa (sekarang Vietnam).
Mengenai benar atau tidaknya kisah yang diceritakan pak Harto ini admin tidak sanggup memastikan secara konkret karena hal ini tidak tercantum dalam buku sejarah manapun tapi hanya cerita dari mulut kemu lut di kalangan spiritualis jawa. Setidaknya peristiwa bunuh diri masal dengan gantung diri ini memiliki beberapa kaitan mungkin misteri gaib dengan fenomena pulung gantung, Kisah bunuh diri masal tersebut setidaknya mendasari semua peristiwa bunuh diri di masyarakat Gunung Kidul.
Demikianlah ulasan mengenai misteri pulung gantung fenomena bola cahaya pembawa kematian bagi yang mendapatkannya. Benarkab pulung gantung ini ada? Silahknamencari jawabannya dengan mengunjungi Gunung Kidul.