Johny Indo Legenda Penjahat Dan Pelarian Penjara Paling Fenomenal Di Era 70an
Di era 70an kalo ga salah pasti sahabat pembaca pernah mendengar tentang fenomena tentang tokoh Robihn Hood Indonesia yaitu Johny Indo. Dia adalah penjarah toko emas yang membagi-bagikan hasil curiannya untuk rakyat miskin. Tapi juga merupakan buronan nomor wahid polisi di jamannya. Konon Johny Indo ini dikabarkan kebal peluru dan sakti. Inilah Johny Indo Legenda penjahat dan pelarian penjara paling fenomenal di era 70an. sepak terjangnya kala itu memang menghebohkan tapi saat ini setelah masa hukumannya berakhir beliau telah insyaf atas bimbingan almarhum KH.Zainuddin MZ. Kisah tentang sebuah perjalanan panjang Johny Indo ini juga pernah di filmkan.
JOHANNES Hubertus Eijkenboom, lebih dikenal sebagai JOHNY INDO. Di era 1970-an sosok dan kelompoknya yang ia beri nama "PACHINKO" alias Pasukan China Kota. Namanya sangat disegani sebagai gembong perampok spesialis emas yang malang melintang di Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah toko emas yang pernah dijarahnya dalam jumlah besar antara lain berada di daerah Cikini dan Senen Jakpus.
Hasil rampokan pada saat itu total mencapai 120 Kg!
Pada beberapa kesempatan, ia mengaku melakukan kejahatan dengan merampok itu karena terinspirasi oleh 'Si Pitung', tokoh jawara Betawi yang gigih melawan penjajah Belanda.
HASIL dari setiap aksi kriminalnya itu tidak dinikmati sendiri dan kelompok, melainkan sebagian dibagikan kepada warga miskin.
Berkali-kali aksi Johny dan anak buahnya kerap lolos dari sergapan aparat kepolisian. Namun, sepandai-pandai tupai melompat, sekali gagal juga. Karena kekurang hati-hatian salah seorang anggota kelompoknya yang menjual emas hasil rampokan begitu sembrononya, satu demi satu anak buah pria yang anak eks tentara Belanda (KNIL) dan beribu asal Pandeglang, Banten, itu pun ditangkap.
JOHNY yang kala itu mengoleksi berbagai jenis Senpi dan berkarung-karung peluru sudah berfirasat akan tertangkap. Ia pun berpindah-pindah tempat mulai pelosok Pandeglang hingga Cirebon. Saat itu hampir semua surat kabar memberitakan headline perburuan polisi dari segala penjuru. Berujung ia lari ke daerah Sukabumi, masuk ke sebuah Goa yang gelap dan angker yang akhirnya tertangkap anggota Koramil setempat.
Berikut Penuturan Pemimpin Kelompok Pachinko, Johny Indo, kepada Monique Shintami di Sukabumi, Selasa, 17 April 2012.
Bagaimana awal terbentuknya Pachinko?
Ini bermula dari hobi naik motor, tapi sifatnya masih pribadi. Saya punya 12 anak buah, jadi 13 orang sama saya. Motornya masih acak-acakan, ada yang Honda, ada Yamaha.
Kelebihannya, anak buah saya 70 persen keturunan China, makanya disebut Pachinko (Pasukan China Kota). Kalau dilihat, fisiknya kelihatan kecil-kecil, tapi punya keahlian dalam kecepatan lari (motor) 80 kilometer per jam, mereka bisa ganti motor. Misalkan gini, yang lagi nyetir pindah ke belakang, yang belakang pindah ke depan. Semacam akrobatiklah.
Bagaimana kegiatan hobi motor bisa berubah jadi merampok?
Saya melihat pemerintah belum mampu mensejahterakan rakyat dengan benar. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Melihat antara si kaya dan si miskin ada jurang yang sangat mencolok sesama bangsa Indonesia. Kita nggak bicara etnis, kita bicara si kaya dan si miskin terlalu mencolok.
Nah, dengan situasi seperti ini, saya membuat gerakan dalam kelompok, bukan geng ya, tapi anak-anak kampung yang idenya timbul dari saya. Ayo kita rampok orang kaya untuk kita bagikan ke orang miskin.
Tujuannya apa?
Menegur pemerintah. Ini ada semacam protes dari masyarakat. Dengan beberapa persyaratan, antara lain jangan berbuat hal-hal yang menyakiti rakyat kecil. Terutama kita nggak boleh menyakiti perempuan, kita nggak ganggu. Itu sudah prinsip saya. Kedua, kita ambil harta orang kaya, jangan disakiti, ditakut-takuti saja dengan senjata api karena kita dulu banyak senjata dari black market.
Peredaran senjata api sudah marak pada waktu itu?
Marak sekali. Zaman dulu malah lebih mudah. Karena bapak saya tentara dari Garut,saya anak kolong lah. Jadi kita sedikit memahami bagaimana menggunakan senjata tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Nah itu kita gunakan untuk shock therapy. Supaya korban yang mau kita ambil hartanya, takut.
Kita punya aturan, tidak boleh melukai perempuan, itu satu. Yang kedua, tidak merampok seluruhnya. Di depan mata misalnya ada uang Rp 100 juta, yang kita ambil Rp 60 juta. Sisanya yang Rp 40 juta sebenarnya tinggal kita bawa tanpa halangan, tapi tidak kita bawa. Karena saya kasihan, biar dia bisa usaha lagi.
Misalnya toko emas, yang dipajang ada 4 kg, yang kita ambil hanya 3 kg, yang 1 kg kita pulangi, jangan sampai habis benar. Tujuannya saya ingin menyejahterakan rakyat, dengan mengambil pajak secara tidak sah.
Lalu saya dari tahun 70-an, tahun 1977, merampok bagikan ke fakir miskin. Di daerahJakarta semua, selatan, utara, timur, sikat semua.
Siapa sasaran perampokan?
Ada toko emas, ada rumah-rumah pejabat. Tapi kami tebang pilih, nggak asal, semuaada motivasinya yaitu menyejahterakan rakyat, tapi dengan cara protes.
Ketika kami tertangkap, itu nggak tanggung-tanggung, tanpa pembunuhan itu (diganjar hukuman) 14 tahun. Jadi tujuannya ingin jadi Si Pitung tapi salah kaprah.
Hukuman Johny Indo
JOHNY divonis 14 tahun penjara dan dijebloskan ke sel yang keamanannya ekstra ketat (maximum security) Nusakambangan. Akan tetapi, penjara tidak membuatnya berakhir, bersama 14 narapidana lainnya, Johny melarikan diri yang membuat geger seantero nasional kala itu.
Ia menyerah di ujung pelariannya karena berhari-hari tidak makan, selain itu 11 tahanan yang kabur bersamanya tewas diberondong peluru petugas.
PERJALANAN pria yang mengidolakan Umar bin Khatab ini memang begitu penuh warna. Setelah menjalani hukuman, ia terjun ke dunia film, puluhan film dibintanginya, termasuk model iklan.
HIDAYAH telah mengubahnya - lewat bimbingan mendiang KH Zainudin MZ - dari penjahat kelas kakap menjadi mubaligh. Dari Bui menjadi Da'i.
JOHNY, yang kini memiliki nama Islam, Haji Umar Billah, menetap di Cicurug, Sukabumi- Jawa Barat. Terakhir kabarnya dia memiliki bisnis jual beli cincin batu ali dan juga bisnis lainnya.
Demikianlah kisah perjalanan hidup Johny Indo legenda mantan penjahat dan buronan paling fenomenal di era 90an yang kisah hidupnya paling menggegerkan masayarakat di kla itu. Satu pertanyaan admin saat itu? Kenapa sekelas Johny Indo saja yang sakti mandraguna polisi bisa susah payah menangkapnya tapi koruptor kelas kakap seperi Eddy Tanzil yang tidak punya kesaktian bisa lolos? .. sebuah fenomena misteri yang belum terungkap sampai saat ini?
JOHANNES Hubertus Eijkenboom, lebih dikenal sebagai JOHNY INDO. Di era 1970-an sosok dan kelompoknya yang ia beri nama "PACHINKO" alias Pasukan China Kota. Namanya sangat disegani sebagai gembong perampok spesialis emas yang malang melintang di Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah toko emas yang pernah dijarahnya dalam jumlah besar antara lain berada di daerah Cikini dan Senen Jakpus.
Hasil rampokan pada saat itu total mencapai 120 Kg!
Pada beberapa kesempatan, ia mengaku melakukan kejahatan dengan merampok itu karena terinspirasi oleh 'Si Pitung', tokoh jawara Betawi yang gigih melawan penjajah Belanda.
HASIL dari setiap aksi kriminalnya itu tidak dinikmati sendiri dan kelompok, melainkan sebagian dibagikan kepada warga miskin.
Berkali-kali aksi Johny dan anak buahnya kerap lolos dari sergapan aparat kepolisian. Namun, sepandai-pandai tupai melompat, sekali gagal juga. Karena kekurang hati-hatian salah seorang anggota kelompoknya yang menjual emas hasil rampokan begitu sembrononya, satu demi satu anak buah pria yang anak eks tentara Belanda (KNIL) dan beribu asal Pandeglang, Banten, itu pun ditangkap.
JOHNY yang kala itu mengoleksi berbagai jenis Senpi dan berkarung-karung peluru sudah berfirasat akan tertangkap. Ia pun berpindah-pindah tempat mulai pelosok Pandeglang hingga Cirebon. Saat itu hampir semua surat kabar memberitakan headline perburuan polisi dari segala penjuru. Berujung ia lari ke daerah Sukabumi, masuk ke sebuah Goa yang gelap dan angker yang akhirnya tertangkap anggota Koramil setempat.
Berikut Penuturan Pemimpin Kelompok Pachinko, Johny Indo, kepada Monique Shintami di Sukabumi, Selasa, 17 April 2012.
Bagaimana awal terbentuknya Pachinko?
Ini bermula dari hobi naik motor, tapi sifatnya masih pribadi. Saya punya 12 anak buah, jadi 13 orang sama saya. Motornya masih acak-acakan, ada yang Honda, ada Yamaha.
Kelebihannya, anak buah saya 70 persen keturunan China, makanya disebut Pachinko (Pasukan China Kota). Kalau dilihat, fisiknya kelihatan kecil-kecil, tapi punya keahlian dalam kecepatan lari (motor) 80 kilometer per jam, mereka bisa ganti motor. Misalkan gini, yang lagi nyetir pindah ke belakang, yang belakang pindah ke depan. Semacam akrobatiklah.
Bagaimana kegiatan hobi motor bisa berubah jadi merampok?
Saya melihat pemerintah belum mampu mensejahterakan rakyat dengan benar. Yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah miskin. Melihat antara si kaya dan si miskin ada jurang yang sangat mencolok sesama bangsa Indonesia. Kita nggak bicara etnis, kita bicara si kaya dan si miskin terlalu mencolok.
Nah, dengan situasi seperti ini, saya membuat gerakan dalam kelompok, bukan geng ya, tapi anak-anak kampung yang idenya timbul dari saya. Ayo kita rampok orang kaya untuk kita bagikan ke orang miskin.
Tujuannya apa?
Menegur pemerintah. Ini ada semacam protes dari masyarakat. Dengan beberapa persyaratan, antara lain jangan berbuat hal-hal yang menyakiti rakyat kecil. Terutama kita nggak boleh menyakiti perempuan, kita nggak ganggu. Itu sudah prinsip saya. Kedua, kita ambil harta orang kaya, jangan disakiti, ditakut-takuti saja dengan senjata api karena kita dulu banyak senjata dari black market.
Peredaran senjata api sudah marak pada waktu itu?
Marak sekali. Zaman dulu malah lebih mudah. Karena bapak saya tentara dari Garut,saya anak kolong lah. Jadi kita sedikit memahami bagaimana menggunakan senjata tanpa membahayakan diri sendiri dan orang lain. Nah itu kita gunakan untuk shock therapy. Supaya korban yang mau kita ambil hartanya, takut.
Kita punya aturan, tidak boleh melukai perempuan, itu satu. Yang kedua, tidak merampok seluruhnya. Di depan mata misalnya ada uang Rp 100 juta, yang kita ambil Rp 60 juta. Sisanya yang Rp 40 juta sebenarnya tinggal kita bawa tanpa halangan, tapi tidak kita bawa. Karena saya kasihan, biar dia bisa usaha lagi.
Misalnya toko emas, yang dipajang ada 4 kg, yang kita ambil hanya 3 kg, yang 1 kg kita pulangi, jangan sampai habis benar. Tujuannya saya ingin menyejahterakan rakyat, dengan mengambil pajak secara tidak sah.
Lalu saya dari tahun 70-an, tahun 1977, merampok bagikan ke fakir miskin. Di daerahJakarta semua, selatan, utara, timur, sikat semua.
Siapa sasaran perampokan?
Ada toko emas, ada rumah-rumah pejabat. Tapi kami tebang pilih, nggak asal, semuaada motivasinya yaitu menyejahterakan rakyat, tapi dengan cara protes.
Ketika kami tertangkap, itu nggak tanggung-tanggung, tanpa pembunuhan itu (diganjar hukuman) 14 tahun. Jadi tujuannya ingin jadi Si Pitung tapi salah kaprah.
Hukuman Johny Indo
JOHNY divonis 14 tahun penjara dan dijebloskan ke sel yang keamanannya ekstra ketat (maximum security) Nusakambangan. Akan tetapi, penjara tidak membuatnya berakhir, bersama 14 narapidana lainnya, Johny melarikan diri yang membuat geger seantero nasional kala itu.
Ia menyerah di ujung pelariannya karena berhari-hari tidak makan, selain itu 11 tahanan yang kabur bersamanya tewas diberondong peluru petugas.
PERJALANAN pria yang mengidolakan Umar bin Khatab ini memang begitu penuh warna. Setelah menjalani hukuman, ia terjun ke dunia film, puluhan film dibintanginya, termasuk model iklan.
HIDAYAH telah mengubahnya - lewat bimbingan mendiang KH Zainudin MZ - dari penjahat kelas kakap menjadi mubaligh. Dari Bui menjadi Da'i.
JOHNY, yang kini memiliki nama Islam, Haji Umar Billah, menetap di Cicurug, Sukabumi- Jawa Barat. Terakhir kabarnya dia memiliki bisnis jual beli cincin batu ali dan juga bisnis lainnya.
Demikianlah kisah perjalanan hidup Johny Indo legenda mantan penjahat dan buronan paling fenomenal di era 90an yang kisah hidupnya paling menggegerkan masayarakat di kla itu. Satu pertanyaan admin saat itu? Kenapa sekelas Johny Indo saja yang sakti mandraguna polisi bisa susah payah menangkapnya tapi koruptor kelas kakap seperi Eddy Tanzil yang tidak punya kesaktian bisa lolos? .. sebuah fenomena misteri yang belum terungkap sampai saat ini?