Misteri Gunung Jabal Qaf Gunung Tersembunyi Dan Paling Rahasia Di Muka Bumi
Dimuka bumi terhampar lautan, gunung dan lembah dengan jumlah yang hampir tidak terhitung saking banyaknya. Begitu pula dengan gunung-gunung di muka bumi ini sangatlah banyak, mulai yang terkecil sampai yang terbesar. Tapi ada satu gunung yang diciptakan Allah secara misterius dan konon merupakan gunung yang tersembunyi. Inilah Misteri Gunung Jabal Qaf gunung tersembunyi dan paling rahasia di muka bumi. Konon ada yang bilang Jabal Qaf adalah gunung yang terbesar dan merupakan induknya para gunung di seluruh muka bumi dimana gunung lain adalah urat-uratnya. Benar atau tidaknya tentunya ada maksud dan fungsi tertentu yang hanya Allah yang mengetahuinya. Gunung Jabal Qaf dciptakan tersembunyi dan misterius, tidak ada yang tahu apa gunung tersebut melainkan beberapa orang saja. Banyak pertanyaan mengenainya, seperti apa bentuk dan ukuran gunung Qaf, apa fungsinya dibumi, benarkah Jabal Qaf Gunung terbesar di muka bumi? Mari kita simak dari beberapa kajian di bawah ini.
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya di balik gunung Qof terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti luas dunia tujuh kali, disitu penuh sesak dengan malaikat. Sehingga andaikata sebuah jarum dijatuhkan dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka.
Tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya empat puluh farsakh. Tiap bendera tulisannya.
“Laailaahaillallaah-Muhamammadur Rasulullah”.
Tiap-tiap malam jum’ah, mereka berkumpul dikeliling gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan buat umat Muhammad SAW.
Jika fajar subuh sudah terbit, mereka berdo’a : Ya Allah, ampunilah orang yang mandi hari Jum’ah dan yang datang menghadiri Jum’ah. Mereka berdo’a dengan suara tangis dan keras.
Lalu Allah berfirman : Hai Malaikatku ! Apa yang kalian kehendaki ?
Mereka menjawab : Kami berkehendak, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT.
Bukit Qaf yang dicipta oleh Allah dari jamrud yang hijau (sehingga warnanya berpengaruh terhadap warna biru langit dunia yang sering dan selalu kita saksikan) adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.
Pada suatu hari Saidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas bukit Qaf dan bertanya:
“Hai Jabal Qaaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”, jawab bukit Qaaf: “Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”. “Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak berguncang” (Luqman: 10). “Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Ali Imran: 133).
Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dengan malam. “Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan” (Yasin: 36). Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang). “Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (al-Thalaq: 12).
Sewaktu Saidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw.:
“Dengan apa bumi ini bisa tenang?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan beberapa gunung“, pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit“, setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”, jawab Nabi Saw.: “500 tahun perjalanan“. Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah? jawab Nabi Saw.: “200 tahun perjalanan” dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis tujuh itu. Nabi Saw. menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya, penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“. Allah berfirman: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi” (al-Ra’d: 4).
Gunung Qaf adalah sebuah gunung yang dikelilingi beberapa buah lembah dan bukit. Gunung ini terletak di antara daerah Yordania dan Arab Saudi. Ada juga yang mengatakan gunung Qaf terletak di daerah daratan Yaman. Dan ada juga yang mengatakan gunung Qaf berada di sebelum Persia, dekat Tembok Ya'jut dan Maujud. Gunung Qaf merupakan daerah yang sangat luas. Disanalah hidup para Waliyullaah dari golongan Rijalul Ghaib (Laki - laki ghaib) berjumlah sekitar 70 orang.
Semua penduduk gunung Qaf adalah para laki - laki sholeh dari golongan manusia yang telah menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan memilih hidup untuk beribadah saja. Gunung Qaf merupakan suatu daerah yang ghaib (tidak ada di alam nyata). Kehidupan di gunung Qaf semuanya bersifar tersembunyi dan sisi keghaibannya pun setara dengan sisi keghaiban alam Malaikat.
Konon, tidak jauh dari gunung Qaf tersebut terdapat sebuah pulau (pulau Al - Khadr) tempat bertemunya dua arus air laut dan sungai. Di pulau itulah Nabi Khidhir A.s tinggal. Selain gunung Qaf, terdapat juga gunung Nuuan. Gunung Nuuan terletak daerah paling timur dunia, ada yang mengatakan daerah itu adalah pulau Kalimantan. Gunung Nuuan merupakan daerah yang hampir mirip dengan gunung Qaf. Perbedaannya adalah, jika gunung Qaf penduduknya semua kaum laki - laki. Sedangkan gunung Nuuan, semua penduduknya yang berjumlah 30 orang adalah dari kaum Wanita. Mereka semua merupakan para Mir'atul Ghaib (perempuan ghaib). Yang jelas baik gunung Qaf, gunung Nuuan, bukit Merah, pulau Al - Khadr, Tembok Dzulkarnain, danau Hayat dan berbagai alam para Waliyullah lainnya, hanya para wali dan orang sholeh saja yang bisa pergi kesana. gunung Qaf kotanya para wali. ini menurut Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani .
Gambaran Penduduk Gunung Jabal Qaf
Pada tanggal 27 Rajab, tahun ke 11 setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, yang berarti beliau telah berumur 51 tahun, beliau dipanggil Allah untuk menghadap di haribaan-Nya dengan Isra’ dan Mi’raj sebagai wahana yang menyampaikan maksud tersebut. Padahal perjuangan Islam dikala itu menghadapi ujian yang maha berat. Gangguan dan hinaan semakin hebat. Dengan demikian peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu dimaksudkan untuk menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Rasul, yang diutus Allah ke tengah-tengah manusia untuk menyampaikan risalah-Nya.
Ketika Rasulullah menjalani Mi’raj itulah, beliau melihat sebuah gunung yang cujkup besar, Qaf namanya. Ia berada pada sebuah padang perak mengkilat yang menghampar. Di belakang gunung itu masih ada tujuh puluh gunung yang lain lagi. Dan di belakangnya terdapat suatu kota. Diantara kota-kota itu ada yang berpenghuni makhluk dari jenis Bani Adam. Maka setelah Rasulullah sampai di sana, mereka dengan serta merta mengucapkan salam seraya memuji atas kemurahan Allah yang telah mempertemukan mereka dengan Rasulullah, serta menyatakan keimanannya pada beliau.
“Siapakah kalian, tampaknya kami belum pernah melihat kalian.” begitu sapa Rasulullah di awal perjumpaan.
Maka seorang pimpinan mereka tampil kemuka menerangkan jati dirinya :
“Kami merupakan komunitas kaum Bani Israel yang hidup setelah nabi Musa As. diutus Allah. Namun setelah beliau wafat, terjadilah huru hara dan perpecahan anatara Bani Israel sehingga menimbulkan berbagai bencana yang begitu dahsyat. Pada masa itu tidak kurang dari empat puluh tiga nabi terbunuh, sehingga masyarakat tidak lagi mengetahui mana yang hak dan mana yang batil.
Menyadari terjadinya kerancuan seperti itu, kira-kira dua ratus orang yang ahli ibadah dan bersikap zuhud tampil untuk membenahi masyarakat. Digelarnya amar makruf dan nahi ‘anil munkar, namun Bani Israel malah menghabisi mereka. Dua ratus orang itu dibunuh dalam satu hari. Setelah pereode tersebut, keadaan masyarakat menjadi lebih runyam lagi, keonaran muncul di mana-mana dan tampak sudah sulit dipadamkan.
Dari sebab tidak mampu kami untuk menanggulangi bencana di segala lini itu, kami berdo’a semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang mengancam keselamatan akidah kami. Dan ketika kami masih berdo’a itulah tiba-tiba hamparan tanah yang berada di hadapan kami terkuak lebar, kemudian kami terperosok ke dalamnya, dan terus terperosok sampai dasar bumi. Kami berada di sana selama delapan belas bulan, dan setelah itu baru kami bisa keluar menuju tempat ini. Sebelum kesemuanya terjadi, Nabi Musa As. telah berpesan kepada kami bahwa jika saja kami bisa menjumpai Nabi Muhammad yang akan diutus pada akhir zaman, hendaklah kalian sampaikan salamku padanya. Berpesan pula agar engkau mengajari kami mengenai Al-Qur’an, shalat, puasa, berjum’atan dan hukum-hukum yang lain. Maka pada kesempatan pertemuan ini, mereka pun diajari Rasulullah mengenai apa yang telah diwasiatkan oleh Nabi Musa.
Kemudian Rasulullah berkeliling melihat kehidupan mereka. Dalam perjalanan inilah beliau melihat banyak keganjilan yang belum pernah dilihatnya selama ini.
“Mengapa rumah kalian selalu terbuka, siang dan malam tidak pernah kalian tutup”. tanya Rasulullah.
“Kami merupakan suatu komunitas (kaum) yang sangat aman, tidak pernah terjadi keributan sama sekali, baik mengenai harta atau pun yang lain. Dengan demikian kami tidak memerlukan penjaga keamanan.” begitu jawab mereka.
“Terlihat pula rumah kalian tertata rapi dan dalam tipe yang sama yang tampak keasriannya, mengapa ?”. kejar Rasulullah lagi.
“Masyarakat di sini , “kata mereka”, merupakan komunitas satu hati, duduk pun sama rendah dan berdiri sama tinggi, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Tidak seperti perumahan yang ada di dunia, kendati dalam tipe yang sama, namun menjadi RSS (Rumah Sangat Semrawut) tersebab hati mereka yang sangat serakah dan menggandrungi dunia.”
“Mengapa pula masjid kalian begitu jauh dari perumahan ?” tanya Rasulullah lagi.
“Tiada lain agar menambah pahala kami. Dimana seseorang yang berangkat ke masjid dari tempat yang jauh, pahalanya akan melebihi mereka yang berada di dekat masjid. Itulah tujuan kami, wahai Rasulullah”. tukas m ereka kembali.
“Mengapa jika saja terdapat salah satu anggota keluarga yang mati, mereka selalu dikuburkan di depan rumah?”.tanya Rasulullah kembali.
“Kebijaksanaan itu tiada lain agar kami dalam mengarungi kehidupan dunia ini selalu ingat terhadap maut yang selalu mengintai setiap waktu. Dengan demikian kami akan selalu beramal kebajikan sebagai persiapan apa yang terjadi setelah maut merenggut jiwa kami.” begitu jawab mereka.
“Mengapa aku lihat, “pertanyaan Rasulullah selanjutnya”, kalian tidak pernah tertawa ?.
“Sikap yang demikian itu tiada lain karena kebanyakan tertawa akan mengesatkan hati, sehingga lama kelamaan akan tertutup hidayah. Demikianlah sikap kami, wahai Rasulullah”. tukas mereka kembali.
“Adakah kalian pernah mengalami sakit ?”. tanya Rasulullah lebih lanjut.
“Sakit merupakan penghapus terhadap dosa, padahal komunitas kami tidak mengenal dosa, juga tidak pernah melakukannya. Dengan demikian kami tidak pernah mengalami sakit.” begitu aneh jawab mereka.
“Adakah kalian juga bercocok tanam ?” Rasulullah kembali bertanya.
“Benar, kami juga bercocok tanam. Namun setelah itu kami serahkan saja kepada Allah sampai datangnya hari panen. Dan ketika panen itulah kami berkumpul bersama untuk mengambil sebagian kecil panenan itu, kemudiuan kami biarkan saja sisanya yang tertinggal lebih banyak.” jawab mereka mengherankan pula.
“Adakah kalian memiliki binatang ternak ?” tanya Rasulullah lagi.
“Benar, seluruh binatang ternak kami selalu berada di padang sahara. Hanya saja jika kami memerlukan satu dua, kami langsung mengambil seperlunya, kemudian sebagian besar yang lain kami tinggalkan begitu saja di sana.” jawab mereka tambah aneh pula.
“Aku lihat, “kata Rasulullah”’ mengapa wajah-wajah kalian memucat ?”.
“Tiada lain perubahan warna tersebut karena seluruh masyarakat kami merasa takut sekali atas kematian. Dalam arti bukan karena menyintai keghidupan dunia, namun amal-amal kami yang kelak sebagai bekal di akherat serasa belum cukup untuk menghadapi huru hara di belantara kiamat nanti” begitu mereka menguraikan.
“Rata-rata dalam masyarakat kami akan terjadi kematian satu orang dalam jangka setahun, tidak lebih.” sambung mereka kembali.
Setelah dialog ini selesai, Rasulullah segera berpamitan untuk meneruskan perjalanannya bersama Jibril A.S
Demikianlah beberapa riwayat mengenai ulasan Misteri Gunung Jabal Qaf yang pernah digambarkan dan diceritakan Rasulullah dan juga dari sumber lainnya. Sampai saat ini dunia barat belum bisa menemukannya dengan teknologinya karena hijab gunung ini tertutupi dari mata orang-orang kafir. Semoga hal ini menambah keimanan kita. Wallahu alam bissawab
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya di balik gunung Qof terdapat sebidang tanah putih yang tiada tumbuhannya. Luas tanah itu seperti luas dunia tujuh kali, disitu penuh sesak dengan malaikat. Sehingga andaikata sebuah jarum dijatuhkan dari atas niscaya terjatuh diatas salah satu dari mereka.
Tiap-tiap tangan mereka memegang bendera yang panjangnya empat puluh farsakh. Tiap bendera tulisannya.
“Laailaahaillallaah-Muhamammadur Rasulullah”.
Tiap-tiap malam jum’ah, mereka berkumpul dikeliling gunung itu untuk merendahkan diri kepada Allah, dan memohon keselamatan buat umat Muhammad SAW.
Jika fajar subuh sudah terbit, mereka berdo’a : Ya Allah, ampunilah orang yang mandi hari Jum’ah dan yang datang menghadiri Jum’ah. Mereka berdo’a dengan suara tangis dan keras.
Lalu Allah berfirman : Hai Malaikatku ! Apa yang kalian kehendaki ?
Mereka menjawab : Kami berkehendak, engkau mau mengampuni dosa umat Muhammad SAW. Aku telah mengampuni mereka, jawab Allah SWT.
Bukit Qaf yang dicipta oleh Allah dari jamrud yang hijau (sehingga warnanya berpengaruh terhadap warna biru langit dunia yang sering dan selalu kita saksikan) adalah bukit yang mengelilingi ke segenap penjuru pada urat bumi agar bumi tidak bergerak bergoncang dan ia dijaga oleh satu malaikat yang besar, kekar dan kuat.
Pada suatu hari Saidina Iskandar Zul-Qarnain naik ke atas bukit Qaf dan bertanya:
“Hai Jabal Qaaf, di bawahmu ada sejumlah bukit-bukit kecil, coba ceritakan kepadaku kekuasaan Allah yang demikian itu”, jawab bukit Qaaf: “Di balik saya ada bumi yang berjarak 500 tahun perjalanan ditambah pula oleh Allah yang memiliki kekuasaan yang sangat besar yakni 500 buah bukit yang dijadikan dari air yang dibekukan, bukan es atau salju. Dengan air yang dibekukan dimaksudkan sebagai daya tahan terhadap lapisan-lapisan bumi agar tidak habis hancur terbakar oleh kedahsyatan ganasnya api neraka yang ada di bawah lapisan bumi yang terbawah”. “Dan dipancangkan-Nya di bumi itu gunung menjadi pasaknya agar kamu tidak berguncang” (Luqman: 10). “Dan bersegeralah untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu serta mendapatkan surga seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Ali Imran: 133).
Seluas langit dan bumi memberikan arti dua kali lipat. Langit berpasangan dengan bumi, matahari dengan bulan, siang dengan malam. “Maha Suci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu berpasangan” (Yasin: 36). Kita dipastikan mengerti maksud berpasangan itu bagaimana. Tentunya luas, panjang, lebar dan besarnya adalah sama. Kalau tidak sama, orang jawa menyebutnya “Gitang” (pincang). “Sesungguhnya Allah telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula” (al-Thalaq: 12).
Sewaktu Saidina Abdullah bin Salam bertanya kepada Nabi Saw.:
“Dengan apa bumi ini bisa tenang?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan beberapa gunung“, pertanyaan berikutnya: “Dengan apa gunung-gunung itu dikokohkan?”, jawab Nabi Saw.: “Dengan gunung Qaf yang dibuat dari zamrud hijau dan birunya langit“, setelah itu ditanya lagi: “Berapa jarak tingginya dari bumi ke langit dunia?”, jawab Nabi Saw.: “500 tahun perjalanan“. Pertanyaan selanjutnya tentang jarak antara perjalanan kiri dan kanannya (utara-selatan) dari titik tengah? jawab Nabi Saw.: “200 tahun perjalanan” dan ketika ditanyakan tentang penghuni bumi yang berlapis tujuh itu. Nabi Saw. menyebutkan: “Penghuni lapisan ketujuh adalah para malaikat, penghuni lapisan keenam adalah Iblis beserta bala tentaranya, penghuni lapisan kelima adalah setan, penghuni lapisan keempat adalah ular, penghuni lapisan ketiga adalah kalajengking, penghuni lapisan kedua adalah jin, dan penghuni lapisan pertama adalah manusia“. Allah berfirman: “Dan di bumi terdapat bagian-bagian yang mendampingi” (al-Ra’d: 4).
Gunung Jabal Qaf Menurut Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani
Semua penduduk gunung Qaf adalah para laki - laki sholeh dari golongan manusia yang telah menjauhkan diri dari kehidupan duniawi dan memilih hidup untuk beribadah saja. Gunung Qaf merupakan suatu daerah yang ghaib (tidak ada di alam nyata). Kehidupan di gunung Qaf semuanya bersifar tersembunyi dan sisi keghaibannya pun setara dengan sisi keghaiban alam Malaikat.
Konon, tidak jauh dari gunung Qaf tersebut terdapat sebuah pulau (pulau Al - Khadr) tempat bertemunya dua arus air laut dan sungai. Di pulau itulah Nabi Khidhir A.s tinggal. Selain gunung Qaf, terdapat juga gunung Nuuan. Gunung Nuuan terletak daerah paling timur dunia, ada yang mengatakan daerah itu adalah pulau Kalimantan. Gunung Nuuan merupakan daerah yang hampir mirip dengan gunung Qaf. Perbedaannya adalah, jika gunung Qaf penduduknya semua kaum laki - laki. Sedangkan gunung Nuuan, semua penduduknya yang berjumlah 30 orang adalah dari kaum Wanita. Mereka semua merupakan para Mir'atul Ghaib (perempuan ghaib). Yang jelas baik gunung Qaf, gunung Nuuan, bukit Merah, pulau Al - Khadr, Tembok Dzulkarnain, danau Hayat dan berbagai alam para Waliyullah lainnya, hanya para wali dan orang sholeh saja yang bisa pergi kesana. gunung Qaf kotanya para wali. ini menurut Syaikh Muhammad Nazim Adil Al Haqqani .
Gambaran Penduduk Gunung Jabal Qaf
Pada tanggal 27 Rajab, tahun ke 11 setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul, yang berarti beliau telah berumur 51 tahun, beliau dipanggil Allah untuk menghadap di haribaan-Nya dengan Isra’ dan Mi’raj sebagai wahana yang menyampaikan maksud tersebut. Padahal perjuangan Islam dikala itu menghadapi ujian yang maha berat. Gangguan dan hinaan semakin hebat. Dengan demikian peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu dimaksudkan untuk menambah kekuatan iman dan keyakinan beliau sebagai Rasul, yang diutus Allah ke tengah-tengah manusia untuk menyampaikan risalah-Nya.
Ketika Rasulullah menjalani Mi’raj itulah, beliau melihat sebuah gunung yang cujkup besar, Qaf namanya. Ia berada pada sebuah padang perak mengkilat yang menghampar. Di belakang gunung itu masih ada tujuh puluh gunung yang lain lagi. Dan di belakangnya terdapat suatu kota. Diantara kota-kota itu ada yang berpenghuni makhluk dari jenis Bani Adam. Maka setelah Rasulullah sampai di sana, mereka dengan serta merta mengucapkan salam seraya memuji atas kemurahan Allah yang telah mempertemukan mereka dengan Rasulullah, serta menyatakan keimanannya pada beliau.
“Siapakah kalian, tampaknya kami belum pernah melihat kalian.” begitu sapa Rasulullah di awal perjumpaan.
Maka seorang pimpinan mereka tampil kemuka menerangkan jati dirinya :
“Kami merupakan komunitas kaum Bani Israel yang hidup setelah nabi Musa As. diutus Allah. Namun setelah beliau wafat, terjadilah huru hara dan perpecahan anatara Bani Israel sehingga menimbulkan berbagai bencana yang begitu dahsyat. Pada masa itu tidak kurang dari empat puluh tiga nabi terbunuh, sehingga masyarakat tidak lagi mengetahui mana yang hak dan mana yang batil.
Menyadari terjadinya kerancuan seperti itu, kira-kira dua ratus orang yang ahli ibadah dan bersikap zuhud tampil untuk membenahi masyarakat. Digelarnya amar makruf dan nahi ‘anil munkar, namun Bani Israel malah menghabisi mereka. Dua ratus orang itu dibunuh dalam satu hari. Setelah pereode tersebut, keadaan masyarakat menjadi lebih runyam lagi, keonaran muncul di mana-mana dan tampak sudah sulit dipadamkan.
Dari sebab tidak mampu kami untuk menanggulangi bencana di segala lini itu, kami berdo’a semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang mengancam keselamatan akidah kami. Dan ketika kami masih berdo’a itulah tiba-tiba hamparan tanah yang berada di hadapan kami terkuak lebar, kemudian kami terperosok ke dalamnya, dan terus terperosok sampai dasar bumi. Kami berada di sana selama delapan belas bulan, dan setelah itu baru kami bisa keluar menuju tempat ini. Sebelum kesemuanya terjadi, Nabi Musa As. telah berpesan kepada kami bahwa jika saja kami bisa menjumpai Nabi Muhammad yang akan diutus pada akhir zaman, hendaklah kalian sampaikan salamku padanya. Berpesan pula agar engkau mengajari kami mengenai Al-Qur’an, shalat, puasa, berjum’atan dan hukum-hukum yang lain. Maka pada kesempatan pertemuan ini, mereka pun diajari Rasulullah mengenai apa yang telah diwasiatkan oleh Nabi Musa.
Kemudian Rasulullah berkeliling melihat kehidupan mereka. Dalam perjalanan inilah beliau melihat banyak keganjilan yang belum pernah dilihatnya selama ini.
“Mengapa rumah kalian selalu terbuka, siang dan malam tidak pernah kalian tutup”. tanya Rasulullah.
“Kami merupakan suatu komunitas (kaum) yang sangat aman, tidak pernah terjadi keributan sama sekali, baik mengenai harta atau pun yang lain. Dengan demikian kami tidak memerlukan penjaga keamanan.” begitu jawab mereka.
“Terlihat pula rumah kalian tertata rapi dan dalam tipe yang sama yang tampak keasriannya, mengapa ?”. kejar Rasulullah lagi.
“Masyarakat di sini , “kata mereka”, merupakan komunitas satu hati, duduk pun sama rendah dan berdiri sama tinggi, berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Tidak seperti perumahan yang ada di dunia, kendati dalam tipe yang sama, namun menjadi RSS (Rumah Sangat Semrawut) tersebab hati mereka yang sangat serakah dan menggandrungi dunia.”
“Mengapa pula masjid kalian begitu jauh dari perumahan ?” tanya Rasulullah lagi.
“Tiada lain agar menambah pahala kami. Dimana seseorang yang berangkat ke masjid dari tempat yang jauh, pahalanya akan melebihi mereka yang berada di dekat masjid. Itulah tujuan kami, wahai Rasulullah”. tukas m ereka kembali.
“Mengapa jika saja terdapat salah satu anggota keluarga yang mati, mereka selalu dikuburkan di depan rumah?”.tanya Rasulullah kembali.
“Kebijaksanaan itu tiada lain agar kami dalam mengarungi kehidupan dunia ini selalu ingat terhadap maut yang selalu mengintai setiap waktu. Dengan demikian kami akan selalu beramal kebajikan sebagai persiapan apa yang terjadi setelah maut merenggut jiwa kami.” begitu jawab mereka.
“Mengapa aku lihat, “pertanyaan Rasulullah selanjutnya”, kalian tidak pernah tertawa ?.
“Sikap yang demikian itu tiada lain karena kebanyakan tertawa akan mengesatkan hati, sehingga lama kelamaan akan tertutup hidayah. Demikianlah sikap kami, wahai Rasulullah”. tukas mereka kembali.
“Adakah kalian pernah mengalami sakit ?”. tanya Rasulullah lebih lanjut.
“Sakit merupakan penghapus terhadap dosa, padahal komunitas kami tidak mengenal dosa, juga tidak pernah melakukannya. Dengan demikian kami tidak pernah mengalami sakit.” begitu aneh jawab mereka.
“Adakah kalian juga bercocok tanam ?” Rasulullah kembali bertanya.
“Benar, kami juga bercocok tanam. Namun setelah itu kami serahkan saja kepada Allah sampai datangnya hari panen. Dan ketika panen itulah kami berkumpul bersama untuk mengambil sebagian kecil panenan itu, kemudiuan kami biarkan saja sisanya yang tertinggal lebih banyak.” jawab mereka mengherankan pula.
“Adakah kalian memiliki binatang ternak ?” tanya Rasulullah lagi.
“Benar, seluruh binatang ternak kami selalu berada di padang sahara. Hanya saja jika kami memerlukan satu dua, kami langsung mengambil seperlunya, kemudian sebagian besar yang lain kami tinggalkan begitu saja di sana.” jawab mereka tambah aneh pula.
“Aku lihat, “kata Rasulullah”’ mengapa wajah-wajah kalian memucat ?”.
“Tiada lain perubahan warna tersebut karena seluruh masyarakat kami merasa takut sekali atas kematian. Dalam arti bukan karena menyintai keghidupan dunia, namun amal-amal kami yang kelak sebagai bekal di akherat serasa belum cukup untuk menghadapi huru hara di belantara kiamat nanti” begitu mereka menguraikan.
Baca Juga : Fenomena Penemuan Baru Gunung Terbesar Di Dunia“Adakah sering terjadi kematian di kalangan masyarakat kalian.” tanya Rasulullah kembali.
“Rata-rata dalam masyarakat kami akan terjadi kematian satu orang dalam jangka setahun, tidak lebih.” sambung mereka kembali.
Setelah dialog ini selesai, Rasulullah segera berpamitan untuk meneruskan perjalanannya bersama Jibril A.S
Baca Juga : 3 Mitos Gunung Paling Misterius Dan Horor Di IndonesiaPenutup Dari Admin
Demikianlah beberapa riwayat mengenai ulasan Misteri Gunung Jabal Qaf yang pernah digambarkan dan diceritakan Rasulullah dan juga dari sumber lainnya. Sampai saat ini dunia barat belum bisa menemukannya dengan teknologinya karena hijab gunung ini tertutupi dari mata orang-orang kafir. Semoga hal ini menambah keimanan kita. Wallahu alam bissawab