3 Tradisi Kejam Pada Wanita Suku Pedalaman Saat Pubertas
Budaya suatu daerah di dunia memang menarik untuk kita apresiasi dan dihargai tapi jangan salah banyak juga budaya dan tradisi suatu daerah yang tidak pantas untuk ditiru bahkan harus dihilangkan. Misalnya saja contoh 3 tradisi kejam pada wanita suku pedalaman saat pubertas mereka tiba. Mereka akan dipaksa menderita melakukan ritual yang sangat kejam dan diluar nalar. Meskipun dijelaskan maksud dan tujuannya tapi kadang alasan yang dikemukankan diluar nalar dan logika. Sebuah fenomena tradisi kejam dan sadis di pedalaman seharusnya dihapuskan dan dilarang demi peri kemanusiaan. Untung di Indonesia tidak ada budaya memperlakukan wanita ssat dewasa seperti yang terjadi di bawah ini.
Khitan Perempuan Suku Sabiny Saat Puber
Sudah umum bahwa seorang laki-laki biasanya diharuskan berkhitan. Tapi ada tradisi aneh dan berbeda yang berlaku pada suku Sabiny di negara Uganda. Anehnya dalam suku tersebut, kewajiban untuk khitan justru diwajibkan untuk para wanitanya. Para wanita suku tersebut harus melakukan khitan jika mereka ingin dianggap telah dewasa.
Ritual budaya khitan ini pun sangat sadis dan kejam karena bagian klitorisasi wanita akan disayat bahkan dipotong seluruhnya dengan menggunakan silet. Yang paling parah saat menjalankan ritual khitan para wanita tersebut dikhitan tanpa menggunakan obat bius sama sekali. Bisa kamu bayangkan bagaimana rasa sakit yang harus mereka lewati. Belum lagi kalau sampai terjadi infeksi.
Menurut tradisi dalam suku Sabiny, hal ini dilakukan dengan tujuan agar wanita tersebut setia dengan pasangannya kelak karena hasrat akan hooh hooh si wanita telah berkurang.
Bukan hanya di suku Sabiny saja, ritual khitan perempuan ini pun terjadi di suku Afrika dan Asia lainnya termasuk juga di Indonesia, tapi bedanya di negeri kita sendiri dilakukan oleh Dokter dan sudah menggunakan obat bius beserta obat-obatan sehingga terjamin kesehatannya
Setrika Dada Di Kamerun Saat Pubertas
Entah kenapa tradisi sadis pada wanita ini banyak pada kaum kulit hitam. Satu lagi tradisi sadis dan kejam terhadap wanita juga terjadi di negara Kamerun. Negara bagian Afrika Barat ini melakukan sebuah tradisi setrika dada untuk para wanita yang sedang alami pubertas. Setrika dada yang dilakukan ini sangatlah menyakitkan karena ibu dari si gadis akan menyetrika dada dari anak gadisnya sendiri yang rata-rata masih berusia 9 sampai 10 tahun dengan menggunakan kayu, logam, batu atau palu yang telah dipanaskan. Sungguh sangat keterlaluan.
Tanpa didampingi dengan tindakan medis yang memadai, ritual ini tentu saja akan sangat menyakitkan. Banyak para ibu yang hidup di pedalaman Kamerun percaya jika hal ini harus dilakukan agar anak gadis yang sedang pubertas tidak akan mendapatkan pelecehan hah heh hoh sebab dada mereka rata dan membuat kaum pria tidak akan tertarik untuk menggoda mereka.
Menurut data statistik dunia UNFPA, ada 24 persen wanita Kamerun yang mendapatkan perlakuan ini dan tak jarang dari mereka mengalami berbagai masalah kesehatan seperti infeksi, kista, peradangan luka dan masalah penyakit lainnya. Karena berbahaya dan dianggap melanggar hak asasi wanita, banyak pihak yang menginginkan ritual ini dihapus.
Penyayatan Perut Wanita Nigeria Saat Puber
Masih ada kebodohan tradisi lainnya dan termasuk ritual kejam yang tak kalah sadis dan harus dijalani oleh wanita di etnis Tiv, Nigeria. Para wanita etnis ini yang baru saja mendapatkan haid diwajibkan untuk lakukan sebuah ritual yang menyakitkan. Perut mereka harus disayat sebagai tanda bahwa mereka telah menjadi wanita dewasa.
Penyayatan yang dilakukan pun tidak menggunakan obat bius sehingga para wanita harus menahan rasa sakit yang luar biasa. Sayatan yang dilakukan pun tidak hanya sekali tapi berkali-kali.
Khitan Perempuan Suku Sabiny Saat Puber
Sudah umum bahwa seorang laki-laki biasanya diharuskan berkhitan. Tapi ada tradisi aneh dan berbeda yang berlaku pada suku Sabiny di negara Uganda. Anehnya dalam suku tersebut, kewajiban untuk khitan justru diwajibkan untuk para wanitanya. Para wanita suku tersebut harus melakukan khitan jika mereka ingin dianggap telah dewasa.
Ritual budaya khitan ini pun sangat sadis dan kejam karena bagian klitorisasi wanita akan disayat bahkan dipotong seluruhnya dengan menggunakan silet. Yang paling parah saat menjalankan ritual khitan para wanita tersebut dikhitan tanpa menggunakan obat bius sama sekali. Bisa kamu bayangkan bagaimana rasa sakit yang harus mereka lewati. Belum lagi kalau sampai terjadi infeksi.
Menurut tradisi dalam suku Sabiny, hal ini dilakukan dengan tujuan agar wanita tersebut setia dengan pasangannya kelak karena hasrat akan hooh hooh si wanita telah berkurang.
Bukan hanya di suku Sabiny saja, ritual khitan perempuan ini pun terjadi di suku Afrika dan Asia lainnya termasuk juga di Indonesia, tapi bedanya di negeri kita sendiri dilakukan oleh Dokter dan sudah menggunakan obat bius beserta obat-obatan sehingga terjamin kesehatannya
Setrika Dada Di Kamerun Saat Pubertas
Entah kenapa tradisi sadis pada wanita ini banyak pada kaum kulit hitam. Satu lagi tradisi sadis dan kejam terhadap wanita juga terjadi di negara Kamerun. Negara bagian Afrika Barat ini melakukan sebuah tradisi setrika dada untuk para wanita yang sedang alami pubertas. Setrika dada yang dilakukan ini sangatlah menyakitkan karena ibu dari si gadis akan menyetrika dada dari anak gadisnya sendiri yang rata-rata masih berusia 9 sampai 10 tahun dengan menggunakan kayu, logam, batu atau palu yang telah dipanaskan. Sungguh sangat keterlaluan.
Tanpa didampingi dengan tindakan medis yang memadai, ritual ini tentu saja akan sangat menyakitkan. Banyak para ibu yang hidup di pedalaman Kamerun percaya jika hal ini harus dilakukan agar anak gadis yang sedang pubertas tidak akan mendapatkan pelecehan hah heh hoh sebab dada mereka rata dan membuat kaum pria tidak akan tertarik untuk menggoda mereka.
Menurut data statistik dunia UNFPA, ada 24 persen wanita Kamerun yang mendapatkan perlakuan ini dan tak jarang dari mereka mengalami berbagai masalah kesehatan seperti infeksi, kista, peradangan luka dan masalah penyakit lainnya. Karena berbahaya dan dianggap melanggar hak asasi wanita, banyak pihak yang menginginkan ritual ini dihapus.
Penyayatan Perut Wanita Nigeria Saat Puber
Masih ada kebodohan tradisi lainnya dan termasuk ritual kejam yang tak kalah sadis dan harus dijalani oleh wanita di etnis Tiv, Nigeria. Para wanita etnis ini yang baru saja mendapatkan haid diwajibkan untuk lakukan sebuah ritual yang menyakitkan. Perut mereka harus disayat sebagai tanda bahwa mereka telah menjadi wanita dewasa.
Penyayatan yang dilakukan pun tidak menggunakan obat bius sehingga para wanita harus menahan rasa sakit yang luar biasa. Sayatan yang dilakukan pun tidak hanya sekali tapi berkali-kali.
Baca Juga : Fenomena Misteri Suku Mante Di Pedalaman Hutan AcehSetidaknya, minimal para wanita harus memiliki empat sayatan sehingga dia dinyatakan akan mendapatkan jodoh yang baik. Dan tak kalah anehnya, menurut kepercayaan etnis Tiv, ritual ini bisa membuat kesuburan si wanita akan makin baik jika ia menikah nanti. Sungguh sesbuah kepercayaan yang diluar logika.
Baca Juga : Fenomena Dan Misteri Suku Lingon Di Hutan Halmahera IndonesiaDemikianlah contoh 3 Tradisi Kejam Pada Wanita Suku Pedalaman Saat Pubertas yang diketengahkan. Sebenarnya masih ada beberapa lagi tradisi sadis di dunia ini saat menginjak dewasa. Sungguh banyak sekali kebodohan yang nyata yang kita temukan pada budaya dan ritual di suku-suku pedalaman dalam memyambut pubertas dan kedewasaan anggota sukunya.